Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi inspektur upacara dalam peringatan HUT Kemerdekaan ke 76 RI di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (17/8/2021).
Upacara dimulai dengan diawali sirine dan dentuman sebanyak 17 kali.
Sebelum pengibaran bendera Merah Putih, Ketua DPR Puan Maharani yang membacakan teks proklamasi.
Kemudian dilanjutkan dengan mengheningkan cipta yang dipimpin Presiden Jokowi. Kemudian, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas membacakan doa.
Baca Juga: Nyore: Menyusuri Lokasi Penting Jelang Detik-detik Kemerdekaan RI
Tiga anggota Paskibraka Nasional 2021 dalam Tim Indonesia Tangguh selanjutnya bergerak mengibarkan bendera Merah Putih di halaman Istana Merdeka pada Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada (17/8/2021).
Dari siaran langsung di Youtube Sekretariat Presiden, saat pengibaran bendera peserta upacara yang hadir secara virtual berdiri tegak dan memberi hormat kepada Bendera Merah Putih.
Adapun Tim Paskibraka yang bertugas pada Upacara Pengibaran Bendera yakni Tim Indonesia Tangguh.
Ardelia Muthia Zahwa yang merupakan perwakilan dari Provinsi Sumatera Utara bertugas sebagai pembawa bendera Merah Putih.
Ardelia, kelahiran Tebing Tinggi, 6 Desember 2004, saat ini menempuh pendidikan di SMA Harapan I Medan.
Baca Juga: Mensos Risma Dampingi Presiden Jokowi di TMP Kalibata
Tiga lainnya dari Kelompok 8 yang bertugas untuk mengibarkan bendera ialah Aditya Yogi Susanto sebagai Komandan Kelompok 8 yang mewakili Provinsi Gorontalo, Dika Ambiya Rahman sebagai pembentang bendera yang mewakili Provinsi Jawa Barat, dan Ridho Hadfizar Armadhani sebagai pengerek bendera yang mewakili Provinsi Lampung.
Kemudian Asops Kosekhanudnas II Makassar Kolonel Pnb. Putu Sucahyadi didapuk menjadi Komandan Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Selasa (17/8/2021).
Pria kelahiran Denpasar, 9 Oktober 1977, ini merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1999.
Sementara Komandan Kompi Paskibraka yakni Kapten Inf. Suryadi Nataatmaja.
Saat ini pria lulusan Akademi Militer tahun 2012 tersebut bertugas sebagai Danki Pandu Udara Denpandutaikam Brigif Para Raider 18/2 Kostrad.
Selanjutnya bertindak sebagai Perwira Upacara ialah Brigadir Jenderal TNI Novi Helmy Prasetya.
Novi yang Lahir di Bangkalan, 10 November 1971, saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Garnisun Tetap I/Jakarta. Beliau merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1993.
Pada upacara Peringatan HUT 76 RI, Jokowi memilih untuk mengenakan pakaian adat Pepadun dari Provinsi Lampung.
Pakaian adat yang dipakai Jokowi terdiri atas baju lengan panjang berwarna putih yang dipadukan dengan celana panjang berwarna putih juga.
Di luarnya, dibalut dengan sarung tumpal yaitu kain sarung khas Lampung yang dipakai Kepala Negara menutup celana dari pinggang hingga lutut.
Penampilan Jokowi dilengkapi dengan kain selendang, ikat pinggang, dan tutup kepala yang semuanya berwarna senada merah.
Sementara Ibu Negara Iriana Joko Widodo tampak mengenakan busana nasional berwarna gading dilengkapi kain songket. Penampilan Iriana tampak dilengkapi dengan jilbab berwarna senada.
Sementara itu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Wury Ma'ruf Amin tampak serasi mengenakan pakaian adat Sunda dari Sukabumi, Jawa Barat. Ma'ruf mengenakan setelan jas tertutup (beskap) dan celana panjang warna biru yang dipadukan dengan kain samping batik yang diikatkan di pinggang.
Sedangkan Wury tampak mengenakan kebaya bersulam warna biru polos dengan bawahan kain jarik putih bermotif batik khas Sunda yang biasa disebut sarung kebat atau sinjang bundel.
Pada Upacara Detik-Detik Proklamasi tahun-tahun sebelumnya, Jokowi memang kerap mengenakan busana adat dari berbagai daerah. Dalam HUT ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2019 misalnya, Jokowi memilih untuk mengenakan busana adat khas Klungkung asal Bali.
Sementara itu, pada HUT ke-75 Kemerdekaan RI tahun 2020, Jokowi mengenakan busana adat dari Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Menurut Jokowi, Indonesia memiliki kekayaan adat budaya yang sangat tinggi, termasuk dalam hal pakaian adat.
"Dulu pernah Aceh, Sumatera Barat, pernah juga Kalimantan Selatan, pernah Sunda, pernah Jawa, Betawi, kemudian ke sana Bali, Sasak, Bugis, pernah semua. Memang kekayaan budaya pakaian adat ini memang ribuan. Jumlahnya ribuan. Nanti sampai ke Maluku, Papua, semuanya nanti semuanya akan kita angkat," ucap Jokowi saat itu.