Kabul Mencekam, Selandia Baru dan Australia akan Evakuasi Puluhan Warga Afghanistan

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 17 Agustus 2021 | 07:33 WIB
Kabul Mencekam, Selandia Baru dan Australia akan Evakuasi Puluhan Warga Afghanistan
Warga berkumpul Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Senin (16/8/2021). [AFP Photo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selandia Baru dan Australia pada Senin (16/8/2021) mengumumkan bahwa mereka akan membantu mengevakuasi warga negara Afghanistan yang membantu pasukan mereka yang pernah dikerahkan ke negara itu.

Dilansir dari kantor berita Anadolu, Selasa (17/8/2021), Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan negaranya akan membantu warga Afghanistan beserta anggota keluarga mereka untuk mengungsi dari Afghanistan, setelah ibu kota Afghanistan, Kabul, diduduki oleh Taliban pada Minggu.

Kabinet telah setuju untuk membantu 37 warga negara Afghanistan dan anggota keluarga dekat mereka yang bekerja untuk Pasukan Pertahanan Selandia Baru di Afghanistan.

Ardern mengungkapkan pemerintahnya juga menawari 53 warga Selandia Baru di Afghanistan dukungan konsuler.

Baca Juga: Presiden Afghanistan Tinggalkan Kabul, Rusia Buka Komunikasi dengan Taliban

PM itu menyatakan kekhawatirannya atas situasi yang memburuk di Afghanistan.

Dia juga menggarisbawahi bahwa pemerintahnya akan mencari cara untuk mendukung respons kemanusiaan di negara itu.

"Karena situasi di Afghanistan memburuk begitu cepat, maka pilihan kami hanya merespons dengan cepat," kata dia lagi.

Sementara itu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan bahwa sejak April, 430 warga Afghanistan yang bekerja dengan pasukan Australia dan keluarga mereka telah dimukimkan kembali di Australia.

"Kami masih terus mengevakuasi orang-orang Afghanistan. Namun saya tidak bisa memberikan rinciannya secara operasional," kata Morrison ketika diwawancarai Sky News.

Baca Juga: Rusia Sebut Presiden Afghanistan Kabur Bawa Banyak Uang Diangkut Mobil dan Helikopter

Morrison juga menekankan bahwa Canberra "tidak berencana" untuk mengakui Taliban secara bilateral.

"Kita sedang menghadapi situasi yang sangat berbahaya dan sangat menyedihkan di Afghanistan," imbuh dia. (Sumber: Kantor Berita Anadolu)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI