Suara.com - Taliban telah menduduki Kabul dan berniat menggulingkan pemerintahan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani. Presiden Ashraf Ghani juga dikabarkan telah angkat kaki dari negaranya menuju Tajikistan.
Ditengah kekacauan Afghanistan, kisah Presiden Ashraf Ghani saat menyambut Presiden Joko Widodo di Istananya kembali mencuat. Kala itu, Presiden Ashraf Ghani memuji Presiden Jokowi membawa berkah bagi Afghanistan.
Pujian ini diutarakan saat Presiden Jokowi mengunjungi Kabul, Afghanistan pada 2018 silam. Kedatangan Jokowi itu disambut dengan salju.
Presiden Ashraf pun memaknai kedatangan Jokowi yang disambut hujan salju sebagai berkah bagi negaranya. Ia menyebut Jokowi datang tidak membawa emas, namun hanya hujan dan salju yang sering menjadi berkah bagi rakyatnya.
Baca Juga: Fadli Zon: Jokowi Seharusnya Minta Maaf 120 Ribu Orang Wafat Akibat Covid-19
"Kedatangan Yang Mulia (Jokowi) tidak perlu membawa emas, tapi membawa hujan dan salju. Hujan dan salju merupakan berkah bagi kami," kata Presiden Ghani dikutip Hops.id -- jaringan Suara.com, Senin (16/8/2021).
Presiden Ashraf menjelaskan maksudnya. Menurutnya, salju dan hujan bisa dinikmati semua kalangan masyarakat Afghanistan.
"Salju dan hujan tidak pernah memilih akan turun pada orang kaya atau orang miskin," jelas Presiden Ashraf.
Adapun kunjungan Jokowi saat itu memang menandai hal yang spesial. Pasalnya, Presiden RI terakhir yang berkunjung ke Afghanistan adalah Presiden Soekarno.
Presiden Jokowi juga mengatakan kunjungan kenegaraan bilateral ke Afghanistan ini sekaligus menjadi yang pertama, setelah hampir enam dekade berlalu. Terakhir terjadi pada tahun 1961.
Baca Juga: Taliban Kuasai Kabul, Warga Panik Tinggalkan Afghanistan
"Kunjungan saya ke Afghanistan merupakan kunjungan Kenegaraan Bilateral pertama Presiden Republik Indonesia setelah hampir enam dekade. Terakhir Presiden Sukarno berkunjung ke Afghanistan pada Mei 1961," ujar Jokowi.
Lebih lanjut Presiden Jokowi menjelaskan kunjungannya ke Afghanistan merupakan bentuk balasan penghormatan dirinya kepada Presiden Ashraf. Rupanya, Presiden Afghanistan sudah menyambangi Indonesia terlebih dahulu pada tahun lalu.
Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi berkomitmen membangun perdamaian dan mendukung kesejahteraan bangsa Afghanistan. Ia menegaskan kerja sama terkait pembangunan perdamaian di Afghanistan makin dimatangkan kedua pihak.
"Indonesia dan Afghanistan akan meningkatkan berbagai kegiatan yang dapat membantu proses peace building dan rekonsiliasi di Afghanistan," kata Jokowi.
Salah satu bentuk dukungan perdamaian Indonesia bagi Afghanistan diwujudkan melalui pembangunan kompleks Indonesia Islamic Centre (IIC) di Kabul. Rencananya, fasilitas kesehatan juga akan dibangun dalam kompleks tersebut pada 2018.
Kompleks IIC ini merupakan simbol atau monumen dari persahabatan Indonesia dan Afghanistan. Lokasi tersebut diharapkan akan menjadi pusat kegiatan yang mendorong perdamaian.
"Klinik kesehatan di kompleks IIC akan mulai dibangun pada musim semi 2018 melengkapi Masjid As-Salam yang telah digunakan oleh masyarakat Afghanistan sejak tahun 2015," pungkas Presiden Jokowi.
Taliban Kuasai Kabul, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Angkat Kaki ke Tajikistan
Setelah Ibu Kota Afghanistan dikuasai Gerilyawan Taliban, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pun terpaksa angkat kaki dari negara tersebut pada Minggu (15/8/2021). Dia memilih Tajikistan sebagai negara tujuannya.
Keputusan berat tersebut diambilnya setelah Pasukan Taliban memasuki Kabul dari berbagai penjuru.
“Presiden Ashraf Ghani telah meninggalkan Ibu Kota Kabul menuju Tajikistan,” terang seorang pejabat senior Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.
Sementara itu, Kantor Kepresidenan Afghanistan tak memberikan keterangan lebih lanjut terkait kepergian Ashraf Ghani ke Tajikistan.
“Kami tidak bisa mengatakan apa-apa tentang gerakan Ashraf Ghani karena alasan keamanan,” demikian ungkap Kantor Kepresidenan Afghanistan.
Sementara itu, perwakilan Taliban yang sudah berada di Kabul menyatakan akan memeriksa keberadaan Ashraf Ghani.
Kondisi Ibu Kota Afghanistan semakin mencekam, lantaran Gerilyawan Taliban sudah memasuki kota yang menjadi pusat pemerintahan negara setempat pada Minggu (15/8/2021).
Sementara itu, dalam waktu yang bersamaan, Amerika Serikat (AS) mengevakuasi para diplomat dari kedutaan besarnya dengan helikopter.