Menurut Pandu, bisnis perikanan ini tak bisa dikatakan gampang karena sangat tergantung dengan cuaca dan musim.
Jenis ikan laut dan jumlahnya sangat tergantung dengan musim. Selain itu, bisnis ini rentan sekali mengalami kerugian karena sangat mengutamakan kualitas barang.
“Sekarang pemintaan justru tidak dipenuhi, tapi di Oktober bisa banyak pasokan lagi, tergantung musim,” ujar Pandu.
Bisnis berliku
Namun, kisah sukses bisnis perikanan ini bukan tak berliku. Keduanya pun sempat tertipu oleh rekanan bisnisnya sendiri hingga mengalami kerugian Rp700 juta.
“Hitung-hitung uang belajar,” kata Pandu.
Seperti pesan sejumlah pengusaha besar, bahwa dalam menjalankan sebuah usaha harus melalui jatuh bangun sehingga lebih tahan dan lebih adaptif terhadap berbagai persoalan bisnis.
Cerita berawal ketika mereka membeli ikan dari sebuah perusahaan supplier atau pemasok. Lantas ketika dikirim ke Sumatera, yakni ke Provinsi Jambi, mobil pengangkut justru dicegat oleh perusahaan lain. Ternyata suplier ini memiliki tanggung jawab dengan pihak tersebut sehingga ikan milik Pandu dan Bhisma yang diambil sebagai gantinya.
Kasus ini sudah dilaporkan ke Kepolisian, dan sejauh ini keduanya masih berharap ada itikad baik dari perusahaan rekanan untuk memenuhi kewajibannya.
Baca Juga: Kisah Pilot Banting Setir Jadi Penjual Ikan Akibat Pandemi Covid-19
Walau menelan kerugian yang tidak sedikit, tak membuat keduanya menyerah. Bahkan mengusung visi yang lebih besar untuk memberanikan diri menjajal bisnis ekspor perikanan.