Bukan 17 Agustus, Hari Kemerdekaan RI Dulu Nyaris Terjadi 16 Agustus 1945

Senin, 16 Agustus 2021 | 16:58 WIB
Bukan 17 Agustus, Hari Kemerdekaan RI Dulu Nyaris Terjadi 16 Agustus 1945
[Foto diilustrasikan oleh Suara.com/Ema Rohimah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bung Hatta tahu sohibnya tengah didesak para pemuda. Ia lantas menghampiri dan mengatakan, “Kami tak bisa dipaksa melakukan proklamasi oleh orang yang kepala dan hatinya panas.”

Delegasi pemuda itu terkejut. Mereka memilih pulang ke markas, Cikini 71. Di sana ada Chairul Saleh dan rekan-rekannya. Mereka menggelar rapat evaluasi.

Hasil rapat evaluasi sama saja, para pemuda tetap ingin proklamasi kemerdekaan RI harus disegerakan.

Adam Malik, dalam bukunya berjudul “Proklamasi Agustus 1945” menuliskan, mereka akhirnya sepakat membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke luar Jakarta. 

Singgih, pemuda yang mewakili tentara PETA, mendukung usulan itu. Dia menyanggupi mengawal kedua tokoh itu ke luar daerah.

"Putusan terhadap Bung Karno dan Bung Hatta, mereka harus dibawa menyingkir keluar kota, di daerah di mana rakyat dan tentara siap untuk menghadapi segala kemungkinan… jika proklamasi sudah dinyatakan," tulis Adam Malik pada halaman 46.

Bung Karno dan Bung Hatta akhirnya dijemput. Pagi hari mereka berjalan ke Rengasdengklok. Fatmawati—istri Bung Karno—dan anaknya Guntur yang berusia 9 bulan dibawa serta.

Sementara Bung Hatta dibawa memakai mobil lain bersama Sukarni. Perjalanan rombongan itu ketat dikawal tentara PETA yang dikomandoi langsung Singgih.

Bung Karno dan Bung Hatta yang tiba-tiba menghilang membuat Jakarta gempar. Agar kondisi  paling buruk bisa diantisipasi, para pemuda seperti Aidit, MH Lukman, Sjamsudin, Suko, Pradjono, Darwis, Armunanto, Cornel Simanjuntak, Armansyah, AM Hanafi, Djohar Nur, Sidik Kertapati, dan lainnya semakin menggiatkan mengorganisasikan rakyat.

Baca Juga: Bobby Nasution Izinkan Lomba 17 Agustus, Ingatkan Prokes

Para pemuda bertekat, kalau Bung Karno dan Bung Hatta di Rengasdengklok tetap berkukuh enggan memproklamasikan kemerdekaan seperti keinginan mereka, bakal dibentuk presidium revolusi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI