Suara.com - Puluhan penyintas Covid-19 di Kabupaten Wonogiri antusias menjadi calon pendonor plasma konvalesen. Mereka mendatangi Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Wonogiri, Senin (16/8/2021).
Dalam laporan Solopos.com, sampel darah pendonor nanti akan dibawa ke PMI Solo untuk diperiksa apakah layak mendonorkan plasma konvalesen atau tidak. Sejauh ini, PMI Wonogiri belum bisa membuat plasma konvalesen karena tidak mempunyai alat dan belum memenuhi standardisasi.
Salah satu penyintas, Idial Rafandi, mengatakan dulu dia terpapar Covid-19 pada 10 Juli 2021 dan dinyatakan negatif pada 26 Juli.
Idial mengaku baru pertamakali menjadi pendonor konvalesen. Jika memenuhi kriteria yang diinginkan, ia akan selalu mendonorkan plasma demi menolong masyarakat. Idial berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang saat ini bertugas menjadi fisioterapis di Puskesmas I Pracimantoro.
Baca Juga: Banyak Orang Positif Covid-19 tapi Jalan-jalan, Puan Minta Hasil PCR Keluar 1x24 Jam
Donor plasma, kata dia, menjadi salah satu upaya membantu warga yang terpapar Covid-19.
“Meskipun saya beda suku, dari luar Jawa, saya ingin membantu teman sebangsa. Saya belum tahu apakah saya nanti masuk kategori layak mendonor atau tidak. Tapi saya berharap bisa agar dapat membantu orang lain,” kata Idial.
Kepala Unit Transfusi Darah PMI Wonogiri Heri Susanto mengatakan kegiatan pengambilan sampel darah untuk donor plasma konvalesen sudah dilakukan selama empat kali. Petugas yang mengambil sampel darah dari PMI Solo.
Ia menuturkan selama empat kali ditiadakan penyintas Covid-19 yang mendonorkan plasma selalu meningkat. Saat kali pertama ada 18 peserta, kali kedua 21 peserta, kali ketiga ada 33 peserta dan kali ini atau yang keempat ada 46 peserta. Peserta datang dari berbagai kalangan, mulai ASN, nakes, dan masyarakat umum.
“Untuk yang keempat ini sebenarnya yang daftar hanya 40 orang, tapi saat pelaksanaan justru lebih. Dari tiga kali pengambilan sampel sebelumnya, 80 persen calon pendonor lolos dan memenuhi kriteria untuk donor plasma. Kami harap yang keempat ini bisa lolos 100 persen,” kata dia.
Baca Juga: 23 Anggota Paskibra Langkat Terpapar Covid-19
Pendonor yang tidak lolos, menurut Heru, disebabkan oleh beberapa hal. Di antaranya titer antibodi Covid-19 pendonor sudah turun. Batas minimal titer yakni 132. Selain itu juga bisa disebabkan karena catatan darahnya kurang baik.
Ia mengatakan dalam pengambilan sampel darah ada tiga botol. Setiap botol berisi tiga cc, sehingga darah yang diambil berjumlah 18 cc. Darah yang diambil untuk pemeriksaan titer antibodi, Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD), hepatitis B dan C, sifilis, HIV dan darah hematokrit.
Setelah pengambilan kata Haru, sampel dikirim ke PMI Solo. Jika pendonor masuk kriteria, akan dijadwal waktu donor biasanya menunggu dua hingga tiga hari. Pendonor akan diantarkan oleh petugas PMI Wonogiri.
Ia mengatakan kebutuhan plasma konvalesen akhir-akhir ini menurun. Namun dua pekan lalu, stok plasma habis. Untuk bisa mendapatkan plasma harus menunggu dua hingga tiga hari. Saat ini karena tersedia, delapan jam sudah bisa sampai ke pasien.
Sementara itu, stok plasma konvalesen di PMI Solo hingga Senin siang untuk golongan darah A ada 27, golongan B ada 21, golongan O ada 40 dan golongan AB kosong.
Menurut Heru, penyintas bisa melakukan donor lebih dari satu kali, selama titer di atas 132. Di Wonogiri ada penyintas yang sudah donor tujuh kali.
“Di sini penyintas banyak, tapi kami tidak punya data by name. Pas awal itu kami telepon ke 70 penyintas, kami dorong untuk donor plasma konvalesen,” kata Heru.