Epidemiolog Ungkap Harga Tes PCR di Indonesia Lebih Mahal dari India

Senin, 16 Agustus 2021 | 09:37 WIB
Epidemiolog Ungkap Harga Tes PCR di Indonesia Lebih Mahal dari India
ILUSTRASI: Petugas kesehatan melakukan tes usap PCR COVID-19 kepada pedagang di pasar tradisional, Jalan Indrakila, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (5/6/2021). [ANTARA FOTO/Didik Suhartono]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menilai harga tes swab PCR Covid-19 yang diturunkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi maksimal Rp 550 ribu masih mahal tapi sudah lumayan terjangkau.

Menurut Dicky, bahwa Indonesia masih bergantung dengan reagen impor dari luar negeri, sehingga harganya mahal, tidak seperti India yang sudah bisa mengembangkan tes PCR sendiri dengan harga hanya Rp 100 ribu.

"Harga tes PCR itu sudah ideal 450-550 untuk konteks Indonesia, karena dari komponennya ada jasa, investasi, reagennya impor beli dari luar itu mahal, memang tidak bisa kita dibandingkan dengan India yang semua komponennya buatan India yang murah itu dan jasa tenaga kerja layanan di India juga murah," kata Dicky saat dihubungi, Senin (16/8/2021).

Namun Indonesia tetap harus bisa mengembangkan reagen lokal sehingga tidak bergantung pada reagen impor yang harganya mahal.

Baca Juga: Harga PCR Diturunkan, Hotman Paris Lega: Postingan Selalu Ditanggapin Penguasa

"Pesan pentingnya harus ada penguatan di riset dan development sehingga kita tidak bergantung pada produk impor terus, apalagi antigen itu harusnya kemampuan Indonesia bisalah," ucapnya.

Selain itu, Dicky juga menegaskan harga tes PCR maksimal Rp 550 ribu itu seharusnya hanya dikenakan kepada orang dengan kepentingan pribadi seperti pelaku perjalanan, untuk kepentingan tracing kontak erat tetap harus gratis dari pemerintah.

"Kalau mau serius mengendalikan pandemi ini ya strategi testing untuk intervensi public healthnya ini harus gratis, nol rupiah, artinya subsidi pemerintah baik rapid tes antigen dan PCR, negara yang berhasil mengendalikan pandemi ini umumnya seperti itu, Vietnam dan Thailand misalnya," ungkap Dicky.

Diketahui, Presiden Jokowi meminta agar harga maksimal tes swab PCR (polymerase chain reaction) sebagai standar tertinggi tes Covid-19 turun ke Rp 450 ribu dan maksimal Rp 550 ribu.

Selain itu Jokowi juga meminta hasil tes PCR dapat diketahui maksimal 1x24 jam.

Baca Juga: Jokowi Turunkan Harga PCR Maksimal Rp 550.000, Epidemiolog: Mahal, Harusnya Rp 150.000

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI