Kisah Sopir Bajaj Perempuan: Berani Lawan Pelecehan, Berteman dengan Preman

Siswanto Suara.Com
Senin, 16 Agustus 2021 | 07:00 WIB
Kisah Sopir Bajaj Perempuan: Berani Lawan Pelecehan, Berteman dengan Preman
ILUSTRASI: Deretan bajaj menunggu penumpang di kawasan parkir stasiun Tanah Abang, Jakarta, Rabu(3/6). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sukma mengaku pernah berulangkali mengangkut penumpang lelaki yang disebutnya genit.

Mulai dari meminta nomor telepon dan belakangan untuk mengajaknya janjian bertemu di suatu tempat dengan dalih ingin makan bersama.

Beberapa penumpang lagi ada yang berlaku lebih kurang ajar. Memuji-muji rambut Sukma. Kemudian dari belakang, memegang-megang pundak atau leher Sukma yang tengah konsentrasi mengemudikan bajaj.

Di antara mereka, ada yang kemudian berani mengajak Sukma untuk check in di hotel. “Ada yang bilang, saya mau dibayar berapa,” kata Sukma.

Dalam wawancara, Sukma menyebut ciri-ciri penumpang yang biasanya bersikap ganjen padanya. Saya sengaja tidak menyebutnya dalam tulisan ini untuk menghindari rasisme.

Pengemudi bajaj menunggu penumpang di kawasan parkir stasiun Tanah Abang, Jakarta, Rabu(3/6). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
ILUSTRASI: Pengemudi bajaj menunggu penumpang di kawasan parkir stasiun Tanah Abang, Jakarta, Rabu(3/6). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Terhadap penumpang yang sudah bersikap keterlaluan, Sukma tidak peduli siapa orangnya, dia akan langsung menghentikan laju bajaj dan mengusir penumpang kegatelan.

“Bapak punya otak nggak, lebih baik bapak turun dari bajaj. Niat elu udah nggak bener. Sampai pintu saya tendang, dia lalu turun. Situ sopan, sini segan. Saya cari duit pak, bukan jual diri. Saya sih nggak ganjen sama orang, saya sudah punya laki,” kata Sukma.

“Kalau bapak sopan saya segan pak. Saya anterin bapak kemana saja, tapi jangan ngraba-raba gitu. Kalau bapak mau cari yang gitu-gituan, noh cari di Gunung Antang,” dia menambahkan.

Ketika menceritakan pelecehan demi pelecehan yang pernah dialami, terdengar suaranya penuh amarah. Saya tak berani meneruskan pembahasan lebih jauh menyangkut peristiwa menyakitkan yang pernah dialami Sukma.

Baca Juga: Kisah Penjaga Makam: Menjawab Apa Saja yang Terjadi di Kuburan

Tantangan lain di jalanan adalah melayani penumpang yang kata Sukma,“kalau bayar tuh semau-maunya sendiri.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI