Taliban Kuasai Kabul, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Angkat Kaki Bertolak ke Tajikistan

Chandra Iswinarno Suara.Com
Senin, 16 Agustus 2021 | 01:00 WIB
Taliban Kuasai Kabul, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Angkat Kaki Bertolak ke Tajikistan
Pasukan Komando Afghanistan terlihat di lokasi medan pertempuran dengan pemberontak Taliban di Kunduz, Afghanistan, Juni 2021. (ANTARA/Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, mereka berbicara dengan pemerintah tentang penyerahan Kabul secara damai.

Dengan masuknya Taliban ke ibu kota tersebut, maka menegaskan kemenangan kelompok bersenjata yang digulingkan AS 20 tahun lalu dari puncak kekuasaan usai serangan 11 September 2001 di AS.

Keruntuhan pertahanan Pemerintah Afghanistan sendiri sebenarnya cukup mengejutkan para diplomat. Karena pada pekan lalu, Intelijen AS memprediksi Kabul akan jatuh dalam tiga bulan.

"Pejuang Taliban bersiaga di semua jalan masuk ke Kabul sampai penyerahan kekuasaan secara damai dan memuaskan disepakati," katanya.

Sementara itu, sebuah cuitan dari istana Kepresidenan Afghanistan menyatakan, suara tembakan terdengar di sejumlah tempat di sekitar Kabul.

Namun pasukan keamanan, bersama mitra internasional telah mengendalikan situasi tersebut.

Meski begitu, belum ada penjelasan resmi Presiden Ashraf Ghani.

Namun, seorang pejabat istana mengatakan, sedang berbicara dengan utusan khusus AS Zalmay Khalilzad dan petinggi NATO.

Kepanikan Warga Ibu Kota Afghanistan, Kabul setelah Pasukan Taliban kembali masuk ke wilayah itu pada Minggu (15/8/2021). [Antara]
Kepanikan Warga Ibu Kota Afghanistan, Kabul setelah Pasukan Taliban kembali masuk ke wilayah itu pada Minggu (15/8/2021). [Antara]

Sementara itu, jalan-jalan di Kabul dipadati mobil dan masyarakat yang bergegas pulang atau menuju bandara.

Baca Juga: Paus Fransiskus Serukan Perdamaian Melalui Dialog di Afghanistan

"Sejumlah orang meninggalkan kunci di mobil dan berjalan ke bandara," kata seorang warga kepada Reuters lewat telepon.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI