Taliban Kuasai Kabul, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Angkat Kaki Bertolak ke Tajikistan

Chandra Iswinarno Suara.Com
Senin, 16 Agustus 2021 | 01:00 WIB
Taliban Kuasai Kabul, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Angkat Kaki Bertolak ke Tajikistan
Pasukan Komando Afghanistan terlihat di lokasi medan pertempuran dengan pemberontak Taliban di Kunduz, Afghanistan, Juni 2021. (ANTARA/Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah Ibu Kota Afghanistan dikuasai Gerilyawan Taliban, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pun terpaksa angkat kaki dari negara tersebut pada Minggu (15/8/2021). Dia memilih Tajikistan sebagai negara tujuannya.

Keputusan berat tersebut diambilnya setelah Pasukan Taliban memasuki Kabul dari berbagai penjuru.

“Presiden Ashraf Ghani telah meninggalkan Ibu Kota Kabul menuju Tajikistan,” terang seorang pejabat senior Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.

Sementara itu, Kantor Kepresidenan Afghanistan tak memberikan keterangan lebih lanjut terkait kepergian Ashraf Ghani ke Tajikistan.

Baca Juga: Paus Fransiskus Serukan Perdamaian Melalui Dialog di Afghanistan

“Kami tidak bisa mengatakan apa-apa tentang gerakan Ashraf Ghani karena alasan keamanan,” demikian ungkap Kantor Kepresidenan Afghanistan.

Sementara itu, perwakilan Taliban yang sudah berada di Kabul menyatakan akan memeriksa keberadaan Ashraf Ghani.

Kondisi Ibu Kota Afghanistan semakin mencekam, lantaran Gerilyawan Taliban sudah memasuki kota yang menjadi pusat pemerintahan negara setempat pada Minggu (15/8/2021).

Sementara itu, dalam waktu yang bersamaan, Amerika Serikat (AS) mengevakuasi para diplomat dari kedutaan besarnya dengan helikopter.

Seorang Pejabat Senior Afghanistan mengatakan, Taliban datang dari segala penjuru. Meski begitu, pejabat yang bersangkutan tidak menjelaskannya lebih rinci.

Baca Juga: Pemerintah Afghanistan Menyerah ke Taliban, Joe Biden Kirim 5 Ribu Pasukan....

Walau demikian, tak ada laporan tentang terjadinya pertempuran.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, mereka berbicara dengan pemerintah tentang penyerahan Kabul secara damai.

Dengan masuknya Taliban ke ibu kota tersebut, maka menegaskan kemenangan kelompok bersenjata yang digulingkan AS 20 tahun lalu dari puncak kekuasaan usai serangan 11 September 2001 di AS.

Keruntuhan pertahanan Pemerintah Afghanistan sendiri sebenarnya cukup mengejutkan para diplomat. Karena pada pekan lalu, Intelijen AS memprediksi Kabul akan jatuh dalam tiga bulan.

"Pejuang Taliban bersiaga di semua jalan masuk ke Kabul sampai penyerahan kekuasaan secara damai dan memuaskan disepakati," katanya.

Sementara itu, sebuah cuitan dari istana Kepresidenan Afghanistan menyatakan, suara tembakan terdengar di sejumlah tempat di sekitar Kabul.

Namun pasukan keamanan, bersama mitra internasional telah mengendalikan situasi tersebut.

Meski begitu, belum ada penjelasan resmi Presiden Ashraf Ghani.

Namun, seorang pejabat istana mengatakan, sedang berbicara dengan utusan khusus AS Zalmay Khalilzad dan petinggi NATO.

Kepanikan Warga Ibu Kota Afghanistan, Kabul setelah Pasukan Taliban kembali masuk ke wilayah itu pada Minggu (15/8/2021). [Antara]
Kepanikan Warga Ibu Kota Afghanistan, Kabul setelah Pasukan Taliban kembali masuk ke wilayah itu pada Minggu (15/8/2021). [Antara]

Sementara itu, jalan-jalan di Kabul dipadati mobil dan masyarakat yang bergegas pulang atau menuju bandara.

"Sejumlah orang meninggalkan kunci di mobil dan berjalan ke bandara," kata seorang warga kepada Reuters lewat telepon.

Warga lainnya mengatakan, banyak orang yang khawatir jika terjadi pertempuran.

"Orang-orang pulang ke rumah karena khawatir dengan pertempuran."

Sementara itu, Pejabat AS mengatakan para diplomat telah diangkut dengan helikopter ke bandara dari kedutaan besar di distrik Wazir Akbar Khan yang dijaga pasukan keamanan.

Tentara AS tambahan sedang dikirim untuk membantu evakuasi setelah kemenangan kilat Taliban atas pasukan Afghanistan membawa kelompok militan itu ke ibu kota Kabul dalam hitungan hari.

Anggota tim "inti" AS tengah bekerja dari bandara Kabul, kata seorang pejabat AS, sementara pejabat NATO mengatakan sejumlah staf Uni Eropa telah dipindahkan ke tempat aman di ibu kota yang lokasinya tidak disebutkan.

Sebelumnya pada Minggu, Taliban merebut kota Jalalabad di bagian timur tanpa perlawanan yang membuat mereka mengendalikan salah satu jalur darat utama ke Afghanistan yang dikurung daratan.

Mereka juga mengambil alih pos perbatasan Torkham dengan Pakistan, yang menyebabkan bandara Kabul menjadi satu-satunya jalan untuk keluar dari Afghanistan.

Sebelumnya diberitakan, Satu kota kunci yang ada di sebelah Timur Afghanistan, Jalalabad kini sudah berhasil dikuasai Pasukan Taliban. Penaklukan wilayah tersebut dilakukan tanpa adanya perlawanan.

Pada Minggu (15/8/2021) pagi, pasukan Taliban mengamankan jalan-jalan yang terhubung dari Afghanistan ke Pakistan, menurut keterangan pejabat.

“Tidak ada pertikaian dalam merebut tempat itu saat ini di Jalalabad, karena pemerintah sendiri sudah menyerah kepada Taliban,” kata pejabat Afghanistan yang berbasis di Jalalabad seperti dikutip Antara.

Pejabat tersebut juga menyatakan, penyerahan kota tersebut oleh otorita setempat merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan nyawa warga sipil.

“Memberi jalan kepada Taliban adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa warga sipil,” Ia menambahkan.

Sementara itu, pejabat keamanan wilayah Barat juga telah memastikan jatuhnya kota tersebut, salah satu kota pinggiran Kabul yang masih berada di bawah kendali pemerintah. (Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI