Suara.com - Pakar Telematika, Roy Suryo angkat bicara soal viral mural Presiden Joko Widodo atau Jokowi 404: Not Found di Tangerang.
Melalui akun Twitter miliknya @krmtroysuryo2, Roy Suryo menyoroti tulisan 404: Not Found yang menjadi trending topic di media sosial.
Istilah 404: Not Found itu dituliskan di atas mural wajah bergambar Jokowi.
"Lagi trending '404: Not Found'" kata Roy Suryo seperti dikutip Suara.com, Minggu (15/8/2021).
Baca Juga: Buntut Komentari Mural Jokowi 404:Not Found, Netizen: Faldo Maldini Versi Muda Ngabalin
Mantan politisi Partai Demokrat itu mengungkap sejarah dibalik 404: Not Found.
Ia menjelaskan, istilah 404: Not Found berawal dari Conseil Européen pour la Recherche Nucléaire (CERN).
CERN merupakan sebuah organisasi Eropa yang melakukan riset terkait nuklir.
Menurut kabar yang beredar, di gedung CERN tersebut terdapat sebuah ruangan benomor 404.
"Sejarahnya CERN konon ada Ruang '404'. Namun, sebenarnya ruang ini tidak pernah ada," ungkapnya.
Baca Juga: Waduh! Mural Wajah 'Jokowi 404: Not Found' di Tangerang Dihapus
Istilah 404 juga kerap kali dikaitkan dengan pesawat. Sehingga akhirnya terbentuklah istilah 404: Not Found.
"Jadilah mitos kalau file dicari-cari tidak ketemu, maka ditulis '404: Not Found'" ungkap Roy Suryo.
Mural disoal
Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Faldo Maldini mengkritik pembuat mural, gambar Jokowi dengan tulisan 404: Not Found.
Faldo menyampaikan kritik melalui akun Twitter @FaldoMaldini pada Jumat (13/8/2021), kemarin. Dia berkata, tidak salah melukis mural asalkan mendapat izin.
“Jadi, mural itu, ga salah. Kalau ada ijinnya. Kalau tidak, berarti melawan hukum, berarti sewenang-wenang. Makanya, kami keras. Ada hak orang lain yang dicederai, bayangkan itu kalau tembok kita, yang tanpa ijin kita. orang yang mendukung kesewenang-wenangan, harus diingatkan," kata dia.
Faldo menambahkan yang menjadi masalah dalam mural itu bukan konten atau kritiknya, tetapi pembuatan mural tanpa izin merupakan tindakan sewenang-wenang.
“Sekali lagi, saya minta maaf, agak keras. Yang jadi masalah, bukan konten atau kritiknya. Kritik selalu terus dijawab dengan kinerja yang baik. Tapi ini tindakan yang sewenang-wenang. Setiap warga negara harus dilindungi dari tindakan yang sewenang-wenang,” kata dia.
Faldo berharap semua pihak saling menjaga. Kritik dan hinaan seperti apapun tidak akan mengurangi motivasi untuk menjawab persoalan pendemi yang menghantam seluruh negara di dunia ini, kata dia, "Kami terus berfokus di situ."