Mengenal Sejarah 404: File Not Found

Siswanto Suara.Com
Sabtu, 14 Agustus 2021 | 12:29 WIB
Mengenal Sejarah 404: File Not Found
Ilustrasi komputer. [Clker-Free-Vector-Images/Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi menjelaskan sejarah 404: File Not Found, istilah yang belakangan ini banyak dibicarakan publik setelah muncul mural di Kota Tangerang bergambar wajah Presiden Joko Widodo dengan tulisan 404: Not Found.

"Sejarah 404. Di gedung CERN Swiss lantai 4, ruangan 404, database WWW pertama di dunia disimpan. Setiap ada permintaan file dari staff CERN, petugas database mencari secara manual, dan mengirim balik lewat WWW," kata Ismail melalui akun Twitter @ismailfahmi.

Ismail menambahkan, "Kalau filenya ndak ketemu, responnya: "Room 404: File not found."

Ismail mengatakan di gedung CERN, lantai 4, di ruangan 404 inilah, tim Berners-Lee membuat invention yang mengubah dunia: WWW (World Wide Web).

Baca Juga: Mural Jokowi 404 Not Found Dihapus, Publik: Merakyat tapi kok Rasa Otoriter?

"Jadi, 404 itu angka magic, historical, yang mengubah dunia," kata Ismail.

"Dan sekarang anda sering temui halaman kreatif dari webmaster, ketika situs web mereka menampilkan pesan error 404."

Mural disoal

Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Faldo Maldini mengkritik pembuat mural, gambar Jokowi dengan tulisan 404: Not Found.

Faldo menyampaikan kritik melalui akun Twitter @FaldoMaldini pada Jumat (13/8/2021), kemarin. Dia berkata, tidak salah melukis mural asalkan mendapat izin.

Baca Juga: Stafsus Mensesneg Kritik Pembuat Mural Jokowi 404: Not Found

“Jadi, mural itu, ga salah. Kalau ada ijinnya. Kalau tidak, berarti melawan hukum, berarti sewenang-wenang. Makanya, kami keras. Ada hak orang lain yang dicederai, bayangkan itu kalau tembok kita, yang tanpa ijin kita. orang yang mendukung kesewenang-wenangan, harus diingatkan," kata dia.

Faldo menambahkan yang menjadi masalah dalam mural itu bukan konten atau kritiknya, tetapi pembuatan mural tanpa izin merupakan tindakan sewenang-wenang.

“Sekali lagi, saya minta maaf, agak keras. Yang jadi masalah, bukan konten atau kritiknya. Kritik selalu terus dijawab dengan kinerja yang baik. Tapi ini tindakan yang sewenang-wenang. Setiap warga negara harus dilindungi dari tindakan yang sewenang-wenang,” kata dia.

Faldo berharap semua pihak saling menjaga. Kritik dan hinaan seperti apapun tidak akan mengurangi motivasi untuk menjawab persoalan pendemi yang menghantam seluruh negara di dunia ini, kata dia, "Kami terus berfokus di situ."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI