Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ngotot ingin menggelar Formula E di bulan Juni 2022 dengan menjadikan acara itu sebagai isu prioritas. Jika terus dilanjutkan selama lima musim sesuai kontrak, ajang balap mobil listrik itu akan memakan anggaran hingga Rp 5 triliun.
Perhitungan beban fiskal ini berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun 2019 dan proposal Penyertaan Modal Daerah (PMD) PT Jakarta Propertindo atau Jakpro tahun 2020.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI dari PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo menyebut beban fiskal ini tidak terungkap ke publik. Sebab, Pemprov DKI dinilainya menutupi adanya beban biaya komitmen (commitment fee) dan bank garansi dengan peningkatan biaya 10 persen setiap tahunnya.
“Jadi kalau dikalkulasikan hanya untuk pembayaran comitment fee yang kita bayarkan untuk 5 tahun itu berarti sekitar Rp2 triliun uang yang dibayarkan untuk commitment fee. Itu di luar anggaran-anggaran yang sifatnya untuk pelaksanaan,” ujar Anggara kepada wartawan, Jumat (13/8/2021).
Baca Juga: Anies Beri Nama Khusus Pada Blok Pemakaman Khusus Covid-19 di TPU Rorotan
Sejauh ini, Pemprov DKI telah mengucurkan dana senilai 53 juta pounds atau setara Rp983,3 miliar. Rinciannya, untuk membayar commitment fee pada tahun 2019 sebesar 20 juta pounds atau Rp360 miliar, commitment fee tahun 2020 sebesar 11 juta pounds atau Rp200,310 miliar dan bank garansi senilai 22 juta pounds atau Rp423 miliar.
Lalu, pihak Jakpro sempat mengajukan perkiraan biaya pelaksanaan senilai Rp1,23 triliun kepada Formula E Operation (FEO) yang dibayarkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Anggaran itu akan dipakai untuk biaya kontruksi, organisasi acara, administrasi, asuransi, pemasaran dan biaya-biaya lainnya.
Pemprov DKI pun juga sudah menyanggupi biaya itu melalui Penyertaan Modal Daerah (PMD) kepada Jakpro. BUMD yang ditunjuk sebagai penyelenggara itu sudah mengeluarkan dana untuk kegiatan persiapan senilai Rp439,34 miliar.
Pada akhir 2019, Jakpro menyusun proposal permohonan PMD Tahun Anggaran 2020 untuk menutupi biaya penyelenggaran Formula E senilai Rp767,4 miliar. Namun masih belum dicairkan karena balapan belum digelar imbas pandemi Covid-19.
“Jadi kalau untuk beban fiskal kegiatan Formula E secara keseluruhan mungkin Rp4,8 sampai Rp5 triliun harus dikeluarkan oleh Pemprov DKI dalam penyelenggaraannya,” ucapnya.
Baca Juga: Anies Tegaskan Pemprov DKI Selalu Laporkan Data Kematian Akibat COVID-19 Apa Adanya
Sementara itu, berdasarkan studi kelayakan awal soal keuntungan balapan ini selama lima musim, Jakpro menyebut proyeksi keuntungannya mencapai Rp 3,12 triliun. Angka ini didapatkan dari pendapatan finansial Jakpro Rp544 miliar dan dampak ekonomi Rp2,58 triliun.
Kendati demikian, Anggara menyebut studi kelayakan tersebut tidak memasukkan commitment fee yang wajib dibayarkan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI setiap tahunnya. Selama lima musim itu, uang komitmen yanh harus disetor sejumlah 122,1 juta pounds atau sekitar Rp2,35 triliun.
Jika biaya commitment fee dan bank garansi diperhitungkan, maka total biaya pelaksanaan berubah dari Rp1,24 triliun menjadi Rp 4,48 triliun. Dibandingkan dengan keuntungan yang diklaim sebesar Rp3,12 triliun maka penyelenggaraan Formula E membuat Pemprov DKI rugi Rp1,36 triliun.