Mensos Tengah Garap Konsep Penanganan Anak Yatim Korban Covid-19

Jum'at, 13 Agustus 2021 | 16:05 WIB
Mensos Tengah Garap Konsep Penanganan Anak Yatim Korban Covid-19
Mensos, Tri Rismaharini melakukan kunjungan kerja ke Pondok Pesantren Bai Mahdi Sholeh Ma’mun, Pabuaran, Kota Serang, Banten. (Dok: Kemensos)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharani melakukan kunjungan kerja ke Pondok Pesantren Bai Mahdi Sholeh Ma’mun, Pabuaran, Kota Serang, Banten.

Pada kesempatan tersebut, Risma mengajak semua elemen bangsa bergotong royong dengan spirit HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 untuk menangani pandemi Covid-19.

“Menangani pandemi Covid-19 tidak bisa diselesaikan oleh satu Kementerian dan Lembaga (K/L), melainkan semua elemen harus bahu membahu. Kita tahu pandemi Covid-19 ini berat dan tidak hanya di Indonesia melainkan di seluruh dunia. Mari kita bergandengan tangan dengan spirit HUT Kemerdekaan RI ke-76 menjadi kekuatan dahsyat menangani pandemi ini,” ujar Risma yang didampingi Ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto, Jumat (13/8/2021).

Risma mengingatkan, bahwa kondisi ini bisa menjadi pesan dari Tuhan kepada kita semua harus menghadirkan spirit Kemerdekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk berbagi dengan sesama, termasuk bagi fakir miskin, anak-anak yatim dan yatim piatu di manapun mereka berada.

Baca Juga: Akibat Covid-19, Ratusan Anak di Ponorogo Yatim Piatu

“Saya ucapkan terima kasih kepada Ketua Komisi VIII DPR RI yang telah membantu tugas pemerintah dengan memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak yatim, miskin dan dhuafa serta telah memperlihatkan kepada kita semua sebuah pondok pesantren yang bersih dan sehat, ” ucap Risma.

Terkait penanganan terhadap anak-anak yatim, saat ini tengah dibuatkan konsep yang melibatkan berbagai pihak terkait, karena tidak mudah dalam implementasinya harus ada landasan hukum dan anggaran dalam praktik di lapangan.

“Soal anak yatim itu sudah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. Di Kemensos penanganan anak itu berada di bawah Ditjen Rehabilitasi Sosial,” ujar Risma.

Hingga saat ini, data sementara tercatat ada kurang lebih 4 juta anak yatim dan belum termasuk tambahan dari korban pandemi Covid-19. Tentu saja, data itu akan terus diperbarui dengan data dari pemerintah daerah (Pemda).

“Jumlah ril dari anak yatim itu sudah kita mintakan kepada pemda, termasuk juga dari balai-balai, yayasan, pondok pesantren dan lain sebagainya, ” kata Risma.

Sedangkan, untuk jenis program, model, serta anggaran belum bisa disampaikan saat ini karena harus dipelajari dan ada persetujuan anggaran dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Baca Juga: Ortu Meninggal Akibat Covid-19, Ratusan Anak di Ponorogo Kini Jadi Yatim

“Intinya semua masih dalam proses, karena tidak bisa disamakan penanganannya, misalnya bagi anak yatim tapi masih bayi, anak berusia SD, SMP maupun SMA. Tentu mekanisme dan besaran bantuan akan disampaikan nanti setelah ada keputusan dari pemerintah, ” tandas Risma.

Sedangkan Ketua Komsi VIII DPR, Yandri Susanto menyampaikan terima kasih kepada Menteri Sosial yang telah menyapa dan warga Kota Serang dan Banten pada umumnya di Pondok Pesantren Bai Mahdi Sholeh Ma’mun sebagai bagian Negara Hadir.

“Kami dari Komisi VIII DPR RI mendukung penuh program—program Kementerian Sosial yang telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat seperti saat ini, tidak hanya kunjungan tetapi juga menyerahkan berbagai paket bantuan bagi masyarakat, lanjut usia (lansia), penyangdang disabilitas, karang taruna, serta anak-anak yatim, ” kata Yandri dalam sambutannya.

Risma juga didampingi Ketua Komisi VIII DPR RI, Wali kota dan Bupati Serang melakukan penanaman pohon mangga di areal lokasi Pondok Pesantren Bai Mahdi Sholeh Ma’mun.

Dalam kunjungan tersebut, Risma menyerahkan bantuan layanan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) bagi anak, penyandang disabilitas, lanjut usia (lansia) dan tuna sosial dari Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial untuk 44 penerima manfaat alat aksesibilitas berupa kursi roda, alat bantu dengar, tongkat pintar, tongkat kaki tiga, walker, serta Al-Quran Braille senilai Rp120.237.700.

Bantuan Kewirausahaan bagi 449 penerima manfaat, untuk program ternak ayam, keripik pisang, menjahit, budidaya domba, servis HP dan makanan siap saji, senilai Rp1.204.397.800.

Juga, kebutuhan dasar bagi 167 penerima manfaat, berupa makanan, pakaian dan vitamin senilai 258.065.750, sehingga total bantuan dari Ditjen Rehabilitasi Sosial senilai Rp 1.582.701.250.

Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial (Ditjen Dayasos) diserahkan paket bantuan vitamin dan masker untuk 3 karang taruna di Kota Serang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon masing-masing @1.270 paket.

Bantuan dana hibah untuk Pondok Pesantren Bai Mahdi Sholeh Ma’mun Rp187.047.000 dan Yayasan Semai Benih Ilmu Rp123.972.000.

Sedangkan, dari Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Ditjen Linjamsos) diserahkan paket bantuan keserasian sosial untuk 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Ciomas dan Kecamatan Baros Rp150 juta; Kearifan lokal untuk Padepokan Seni Pencak Silat Bendung Keser dan Majelis Taklim Riyadul Barokah Rp50 juta.

Sementara itu, dari Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin (Ditjen PFM) menyerahkan bantuan bagi 40 penerima manfaat, dari program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Rp15 juta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI