Seniman Ludruk Tobongan di Tengah PPKM: Ada yang Pulang, Ada yang Tinggal di Lapangan

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 13 Agustus 2021 | 15:40 WIB
Seniman Ludruk Tobongan di Tengah PPKM: Ada yang Pulang, Ada yang Tinggal di Lapangan
ILUSTRASI: Pentas Seni Ludruk di Surabaya. (Dok. ANTARA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pegiat seni ludruk tobongan di Desa Tunggur, Kecamatan Lembeyan, Magetan, Jawa Timur, hampir setahun ini tidak menyelenggarakan pertunjukan karena adanya penerapan pembatasan kegiatan masyarakat.

Melihat nasib pekerja seni di tengah pandemi, Ketua DPD AA LaNyalla Mahmud Mattalitti beberapa waktu yang lalu mengatakan seniman dan budayawan perlu mendapatkan bantuan khusus karena tidak bisa melakukan pekerjaannya setelah diberlakukannya PPKM.

Sebagian besar anggota ludruk tobongan memutuskan untuk pulang ke kampung halaman, sementara yang tak punya uang memilih menetap di Lapangan Tunggur, Desa Tunggur, sambil berharap keadaan membaik lagi.

“Sampai saat ini kan belum ada pelonggaran PPKM yang berpihak pada pelaku kesenian. Padahal, kami sudah divaksinasi juga, siap menjalankan kesenian sesuai protokol kesehatan,” kata  Ketua Ludruk Tobongan Suromenggolo Eka Sanjaya dalam laporan Beritajatim.

Untuk sementara, Eka bersyukur karena mendapat bantuan dari Polsek Lembeyan dan bantuan dari gubernur Jawa Timur yang disalurkan melalui Padepokan Seni Kirun Madiun.

Tetapi, bantuan tak merata ke seluruh anggota seniman karena sebagian sudah pulang ke kampung halaman.

“Karena yang pas tidak ada di lapangan kan mungkin tidak dapat. Sebagian ada yang ngekos juga di sekitar Lembeyan. Tapi kan kasihan, pekerjaan tetap juga tak punya,” katanya.

Awalnya, Eka opsimistis bisa menyelenggarakan pertunjukan. Dia mengurus perijinan dari Polsek Lembeyan, Satgas Penanganan Covid-19, sampai Polres Magetan. Namun, kemungkinan bisa pentas kecil sekali karena adanya pemberlakukan PPKM darurat.

“Dan sampai saat ini PPKM terus diperpanjang, kami harus bagaimana lagi, tapi ini bagaimana? Kami harus bekerja apa, padahal kami menggantungkan hidup kami hanya dar pertunjukan tersebut,” kata Eka.

Baca Juga: Nasib Seniman di Tengah PPKM Level 4 : Jual Daun Pisang Untuk Bertahan Hidup

Perlu bantuan khusus

REKOMENDASI

TERKINI