Australia sangat bergantung pada pekerja migran
Data komite parlemen menyebutkan sejak Maret 2020, lebih dari setengah juta pekerja migran telah meninggalkan Australia. Mereka sudah tidak kembali lagi.
Kalangan industri menyatakan saat ini telah terjadi kesenjangan yang signifikan dalam angkatan kerja.
Anggota parlemen dari Partai Liberal, Julian Leeser, yang memimpin komite, menyebutkan iklan lowongan kerja telah meningkat 38 persen sejak awal pandemi.
"Banyak perusahaaan di seluruh tanah air yang tidak dapat menemukan warga Australia yang terampil untuk mengisi lowongan tertentu yang dibutuhkan," katanya.
Australia mendapatkan manfaat dari migrasi selama beberapa dekade, dan penurunan jumlah secara mendadak akibat pandemi telah membebani perekonomian.
Kalangan industri telah meminta pemerintah menyediakan jalur khusus selama pandemi untuk mendatangkan kembali pekerja terampil dari luar negeri.
Apa saja rekomendasi parlemen?
Dalam laporan yang disampaikan pada hari Senin pekan ini, komite merekomendasikan serangkaian langkah memperlancar jalur pemegang visa sementara untuk tinggal di Australia dalam jangka waktu yang lebih lama.
Salah satu rekomendasi menyebutkan, semua visa yang disponsori perusahaan harus menawarkan kesempatan untuk menjadi penduduk tetap (PR), selama memenuhi syarat bahasa Inggris dan berusia di bawah 45 tahun.
Perusahaan juga dapat menominasikan karyawan mereka yang masih memegang visa kerja sementara menjadi visa sponsor.
Baca Juga: Berbanggalah, Bahasa Indonesia Diajarkan di 10 Negara Ini!
Rekomendasi lainnya adalah pekerja terampil asing di wilayah regional dinaikkan batas usianya dari 45 menjadi 50 tahun, diturunkan syarat kemampuan bahasa Inggrisnya ke level vokasi, serta dikurangi syarat pengalaman kerjanya menjadi dua tahun.