Suara.com - Meski marak baliho hingga billboard Ketua DPR RI Puan Maharani dan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bertebaran di berbagai kota, ternyata tak berpengaruh dengan elektabilitas sebagai modal jelang Pilpres 2024.
Gambaran tersebut setidaknya terlihat berdasarkan hasil survei terbaru calon presiden yang dilakukan Charta Politika Indonesia.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya menjelaskan, dalam survei terbaru yang dilakukan pihaknya Puan dan Airlangga berada di urutan paling buncit dari 10 nama yang dilakukan simulasi elektabilitas.
"Ternyata ketika diuji di 10 nama berada di peringkat terbawah. Ada Puan Maharani 1,4 persen dan Airlangga 1 persen," kata Yunarto dalam paparannya yang disiarkan secara daring, Kamis (12/8/2021).
Yunarto mengatakan, dengan hasil itu maraknya baliho Puan dan Airlangga dimana-mana ternyata tak terbukti dan linear dengan elektabilitas.
Ia pun menjelaskan sejumlah faktor perolehan elektabilitas keduanya berada di bawah, meski balihonya marak dan menjadi buah bibir di tengah masyarakat.
Faktor pertama, yakni tingkat pengenalan kedua tokoh tersebut yang tidak naik secara masif.
"Pertanyaannya, jangan-jangan ramai ini hanya di kota-kota besar, tapi tidak sampai masuk ke pelosok-pelosok sehingga kemudian biasanya akan mentok tingkat pengenalannya di 60 persenan. Karena Indonesia itu sangat besar, mau seberapa banyak memasang baliho tapi gak menjangkau daerah-daerah terpencil tingkat pengenalannya tidak akan lebih dari 60 persen," ungkapnya.
Kemudian faktor kedua, Yunarto menyampaikan, maraknya baliho belum tentu dengan membuat tingkat kesukaan orang meningkat.
Baca Juga: Survei Charta Politika, Capres Baliho di Urutan Buncit, Ganjar Pranowo di Atas Angin
"Kita menemukan di daerah, poster yang ditempel di rumah masyarakat itu bisa menyebalkan, meninggalkan bekas kotor. Ini ada hal-hal yang dapat menjadi efek bumerang atau ada variabel lain kemudian ketika ada kondisi yang tidak cukup tepat," katanya.