Muzani Apresiasi Pikiran Gus Baha: Politik Itu Seni Perjuangkan Kepentingan Rakyat

Siswanto Suara.Com
Kamis, 12 Agustus 2021 | 11:49 WIB
Muzani Apresiasi Pikiran Gus Baha: Politik Itu Seni Perjuangkan Kepentingan Rakyat
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha [FOTO: NU Online]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengapresiasi pemikiran ulama Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) yang memiliki pandangan positif terhadap proses politik yang ada di Indonesia.

"Pesan Gus Baha sangat baik, memberikan pencerahan kepada kita semua sehingga dalam berpolitik, orang-orang yang terlibat di dalamnya menekankan pada prinsip bahwa politik adalah seni untuk memperjuangkan kepentingan rakyat," kata Muzani dalam keterangan pers di Jakarta, hari ini.

Hal itu dikatakan Muzani saat bersilaturahim ke kediaman Gus Baha di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA, Rembang, Jawa Tengah, Selasa (11/8/2021).

Muzani mengatakan partainya menjalankan amanat rakyat dengan enjoy, serius, dan amanah agar sampai pada tujuan, yaitu kemaslahatan rakyat.

Baca Juga: Gus Baha: Berpolitiklah dengan Enjoy, karena Menyangkut Kemaslahatan Umat

"Sehingga dalam berpolitik, orang-orang yang terlibat di dalamnya menekankan pada prinsip bahwa politik adalah seni untuk memperjuangkan kepentingan rakyat sehingga prosesnya semua menjadi enjoy," ujarnya.

Wakil Ketua MPR RI itu menjelaskan tujuan kedatangannya bersilaturahim ke kediaman Gus Baha ingin mengaji kepada Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an itu karena menguasai kitab-kitab klasiknya yang ditulis dari ulama-ulama Nusantara.

Gus Baha menyampaikan pesan bahwa politik merupakan seni mengelola kepercayaan publik dan sekarang produk-produk politik lebih baik dibandingkan dengan zaman kerajaan dahulu, yaitu raja-raja saling berperang untuk mendapatkan kekuasaan hingga pertumpahan darah tidak terelakkan.

Dia bersyukur saat ini pertarungan politik melalui seni mencari daya tarik masyarakat dan mengelola simpati publik.

Menurut dia, kalau melihat politik sebagai cara atau seni mengelola kekuasaan dengan cara yang lebih enak, lebih beradab maka cara politik sekarang itu sudah membaik dari yang sebelumnya.

Baca Juga: Tangani Pandemi di Jabar, Ahmad Muzani Minta DPRD Perjuangkan Apresiasi pada Nakes

"Tidak kebayang dulu misalnya Timor Leste keluar dari Indonesia mekanismenya melalui duel atau perang, tapi pada akhirnya melalui politik, lewat jajak pendapat. Begitu juga pemilihan gubernur dan bupati," ujarnya.

Karena itu, dia menilai berpolitik yang dijalankan saat ini bisa dijalani dengan rasa enjoy karena politik merupakan suatu hal yang substansial dan berhubungan dengan kemaslahatan umat.

Menurut dia, apabila politik tidak dijalankan dengan amanah, maka yang timbul adalah rasa saling menyalahkan dan curiga sehingga berimplikasi pada keterpurukan suatu bangsa.

Hal itu, menurut Gus Baha, sangat penting agar Indonesia tidak menjadi bangsa yang hanya bisa saling menyalahkan sehingga politik kembali ke kemaslahatan publik.

"Istilahnya kamu punya kamar seribu, yang dipakai tidur cuma satu kamar, kalau punya beras satu ton, yang kamu makan hanya satu liter. Artinya apa, artinya kebutuhannya adalah sama-sama satu piring," katanya.

Dia menilai kalau proses politik tidak dianggap lebih baik atau membaik sekarang ini semua orang akan merasa salah terus dan akan saling menyalahkan. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI