Suara.com - Penasihat Sekretariat Nasional Jokowi-Prabowo (Seknas Jokpro) 2024 Muhammad Qodari menyampaikan bahwa di Pilpres 2024 nanti rakyat akan mengalami konfrontasi luar biasa dan polarisasi. Menurutnya, yang mencegah hal itu hanya Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Awalnya Qodari menjelaskan, usahanya mendukung Jokowi-Prabowo merupakan langkah yang serius. Dia mengaku alasannya mendukung Jokowi-Prabowo, berangkat dari kegelisahan kondisi masyarakat yang terpolarisasi.
Ia mengatakan, kondisi polarisasi tersebut tak hanya terjadi di Indonesia bahkan terjadi negara demokrasinya sudah lebih maju seperti di Amerika.
"Kita tidak membayangkan negara seperti Amerika, bahwa negara seperti Amerika itu, pilpres-nya bisa ribut di mana petahananya menolak mengakui kekalahan. Bahkan, menggerakkan pemilihnya untuk membatalkan ya diresmikannya keputusan pemilu dan pelantikan presiden baru," kata Qodari dalam diskusi bertajuk '1 jam lebih dekat bersama Jokpro Dalang Jokpro 2024', Rabu (11/8/2021) malam.
Qodari kemudian mengungkapkan, adanya kejadian serupa seperti di Amerika dimana usai Pilpres 2014 adanya upaya untuk menggagalkan acara pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Namun, menurutnya, upaya tersebut urung terjadi akibat para tokoh melakukan komunikasi.
"Tentu ini bukan dari calon ya bukan dari pak Prabowo dan dari pak Hatta. Tapi ada elemen-elemen lah ya. Untungnya memang ada komunikasi yang baik yang terjadi," tuturnya.
Qodari bersyukur upaya penggagalan acara pelantikan tersebut urung terjadi. Jika hal itu terjadi menurutnya akan sangat membahayakan. Lebih lanjut, ia juga menyinggung soal ketegangan politik yang terjadi di 2014, Pilkada DKI 2017, dan Pilpres 2019, menurutnya kemungkinan hal itu akan terulang di 2024.
"Dan semua itu pada intinya saya lihat akan melahirkan sebuah situasi yang akan ya sangat-sangat mencekam bahwa kita sebagai bangsa akan mengalami konfrontasi yang sangat luar biasa polarisasi ekstrem lah di tahun 2024," tuturnya.
Baca Juga: Politisi Demokrat Sindir Isu Presiden Tiga Periode, Jokpro: Direstui Tuhan
Untuk itu, Qodari mengklaim, untuk mencegah adanya potensi polarisasi besar mengusung Jokowi-Prabowo maju di 2024 dianggap hal yang tepat.