Suara.com - Ketua Departemen Politik DPP PKS, Nabil Ahmad Fauzi mengkritik langkah bagi-bagi sembako Presiden Joko Widodo hingga timbulkan kerumunan di Terminal Grogol, Jakarta Barat, Selasa (10/8/2021).
Nabil menilai, langkah Jokowi tersebut justru hanya mengamini julukan The King of Lip Service yang sempat diberikan oleh BEM Universitas Indonesia (UI).
Pasalnya, Jokowi selama ini kerap meminta semua pihak untuk patuh terhadap kebijakan pemerintah terkait penanganan pandemi covid, namun justru dengan terjadi kerumunan pasca Jokowi bagikan sembako justru berkebalikan.
"Bagi kami, aksi Presiden Jokowi ini seolah mengkonfirmasi kebenaran dari julukan King of Lip Service yang beberapa waktu lalu diberikan oleh BEM UI," kata Nabil saat dihubungi Suara.com, Rabu (11/8/2021).
Baca Juga: Beredar Meme Presiden Jokowi Cuci Muka di Laut Merah yang Dilukis SBY, Netizen: Ambyar
Nabil kemudian meminta Jokowi untuk berhenti melakukan aksi-aksi yang sifatnya seremonial seperti apa yang dilakukan di Grogol tersebut. Menurutnya, rakyat membutuhkan keteladanan dan terobosan untuk keluar dari situasi krisis terutama dari bidang ekonomi dan kesehatan.
"Jika terus berulang-ulang hal-hal yang kontroversial ini muncul dari pemerintah, maka tingkat kepercayaan publik terhadap berbagai kebijakan serta kemampuan pemerintah dalam menangani pandemi ini akan semakin anjlok. Tentu ini akan menyulitkan kita semua," tuturnya.
Kerumunan
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyambangi Terminal Grogol, Jakarta Barat pada Selasa (10/8/2021). Kedatangan Jokowi, untuk membagikan sembako kepada warga. Namun karena tingginya antusias warga yang tidak sabaran mengantre hingga menyebabkan terjadinya kerumunan, bahkan terjadi dorong-dorongan.
Pantauan Suara.com di lokasi Jokowi tiba sekitar pukul 16.12 WIB. Namun saat tiba, Jokowi tidak turun dari mobil yang ditumpanginya. Masyarakat pun hanya bisa melihat dari jauh sambil meneriaki memanggil-manggil namanya.
Baca Juga: Tidak Kebagian, Warga Kejar Mobil Pengangkut Sembako dari Jokowi
Dari dalam mobil Jokowi melambaikan tangan kepada para warga yang berkumpul. Sekitar 5 menit kemudian Jokowi langsung meninggalkan lokasi.
Saat Jokowi tiba, pembagian sembako sebenarnya berjalan kondusif. Mereka mengantre dengan menjaga jarak. Namun setelah mantan Gubernur DKI Jakarta itu meninggalkan lokasi, situasi tidak kondusif.
Terlihat mereka terlibat saling dorong, sampai ada beberapa warga yang terlihat terjepit di antara kerumunan massa. Alhasil protokol kesehatan jaga jarak pun terabaikan.
Petugas yang terdiri dari TNI, Polri, dan Paspampres berusaha untuk menertibkan warga. Mereka sesekali berteriak untuk menenangkan. Namun tidak berhasil.
Karena situasi tidak kondusif, tim yang bertugas menghentikan pembagian sembako. Warga pun terlihat kecewa.