Suara.com - Pasukan Taliban memperkuat cengkeramannya di wilayah Afghanistan yang direbut pada Selasa, ketika ketika warga sipil bersembunyi di rumah-rumah mereka dan seorang komandan pro pemerintah bersumpah untuk berjuang sampai mati untuk mempertahankan Mazar-i-Sharif, kota terbesar di utara.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengimbau kekuatan regional untuk mendukung pemerintahnya setelah pasukan Taliban menggencarkan gerakan ketika pasukan asing pimpinan Amerika Serikat (AS) ditarik.
Di Kota Aibak, ibu kota Provinsi Samangan di jalan utama antara Mazar-i-Sharif dan Kabul, Taliban mengonsolidasikan kendali mereka dan bergerak ke gedung-gedung pemerintah, kata penduduk. Sebagian besar pasukan keamanan pemerintah tampaknya telah ditarik.
"Satu-satunya cara adalah menjadi tahanan rumah atau mencari cara untuk pergi ke Kabul," kata Sher Mohamed Abbas, petugas pajak provinsi, ketika ditanya tentang kondisi kehidupan di Aibak.
"Tetapi kemudian bahkan Kabul bukan pilihan yang aman lagi," kata Abbas, satu-satunya pencari nafkah untuk keluarganya yang berjumlah sembilan orang.
Abbas mengatakan Taliban telah tiba di kantornya dan menyuruh para pekerja untuk pulang. Dia dan warga lainnya mengatakan mereka tidak melihat atau mendengar pertempuran pada Selasa. Selama bertahun-tahun, utara adalah bagian negara yang paling damai dengan hanya sedikit kehadiran Taliban.
Strategi militan tampaknya mengambil bagian utara, serta penyeberangan perbatasan utama di utara, barat, dan selatan, dan kemudian mendekati Kabul.
Taliban, yang berjuang untuk mengalahkan pemerintah yang didukung AS dan menerapkan kembali hukum Islam yang ketat, menyapu Aibak pada Senin (9/8) dengan sedikit perlawanan.
Pemerintah telah menarik pasukan dari distrik pedesaan yang sulit dipertahankan untuk fokus mempertahankan pusat-pusat populasi utama sementara para pejabat telah meminta tekanan pada negara tetangga Pakistan untuk menghentikan bala bantuan dan pasokan yang mengalir ke Taliban melalui perbatasan.
Baca Juga: Targetkan Media, Taliban Bunuh Manajer Radio di Afghanistan dan Culik Wartawan
Pakistan membantah mendukung Taliban.