Marak Baliho Politisi saat Pandemi, PPP: Terlalu Prematur Bangun Diskursus Pilpres 2024

Selasa, 10 Agustus 2021 | 11:10 WIB
Marak Baliho Politisi saat Pandemi, PPP: Terlalu Prematur Bangun Diskursus Pilpres 2024
Baliho politisi dipasang berdampingan. (Twitter/@sociotalker)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baliho hingga papan iklan atau billboard bergambar muka para politisi tuai polemik lantaran bertebaran di tengah pandemi covid. Menanggapi hal itu, PPP menilai pemasangan baliho untuk kepentingan 2024 sangat prematur.

Wakil Ketua Umum PPP, Arsul Sani, tidak heran pemasangan baliho di tengah masyarakat yang sedang kesusahan menghadapi pandemi menuai polemik. Menurutnya, baliho tersebut bisa membangun diskursus terkait Pilpres 2024.

"Kalau bagi saya, atau bagi PPP lah, masih terlalu prematur bagi kita untuk membangun diskursus terkait Pilpres 2024," kata Arsul kepada wartawan di Jakarta, Selasa (10/8/2021).

Arsul menilai, jika memang ingin membangun sebuah konfigurasi politik disarankan dilakukan secara tertutup. Pemasangan baliho-baliho dianggap terlalu terbuka.

Baca Juga: Sudjiwo Tedjo Dukung Tentara Copot Baliho Puan Maharani: Tak Etis Pada Presiden Jokowi

Ilustrasi Baliho. (Instagram/bangkit_mfc)
Ilustrasi Baliho. (Instagram/bangkit_mfc)

"Hemat saya lebih di ruang tertutup saja supaya tidak menimbulkan suudzon. Sekarang ini kita semua dengan situasi PPKM, saya kira kita bisa pahami dengan ppkmnya tapi ada sensitifitas tersendiri bedengan adanya aktivitas yang dianggap tidak pas dengan fokus kita menangani pandemi ini," ungkapnya.

Lebih lanjut, Wakil Ketua MPR RI ini mengingatkan kepada semua pihak baik para kader partai politik hingga pejabat publik. Ia menyebut semua harus utamakan sensitifitas.

"Apapun lah ya, apakah sebagai politisi, sebagai partai politik saya kira ada baiknya kita mempertimbangkan sensitifitas. Kecuali balihonya terkait, hemat saya ini terkait kerja-kerja penanggulangan covid-19. Seperti taat prokes 5M, jangan ngomong yang lain-lain lah," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI