Sejarah Bhinneka Tunggal Ika

Dany Garjito Suara.Com
Senin, 09 Agustus 2021 | 12:40 WIB
Sejarah Bhinneka Tunggal Ika
Ilustrasi Pancasila (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia yang tidak hanya untuk diteriakkan tetapi juga perlu dipahami maknanya. Semboyan ini tercantum pada lambang negara Indonesia, yakni Garuda Pancasila. Berikut sejarah Bhinneka Tunggal Ika.

Banyak yang mengira  Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Sansekerta. Namun, sebenarnya frasa tersebut berasal  dari kitab atau Kakawin Sutasoma karangan Empu Tantular yang berbahasa Jawa Kuno. Kitab tersebut diprediksi ditulis pada masa Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14 M.

Bhinneka mempunyai arti beragam atau beraneka, Tunggal artinya satu dan Ika berarti itu. Bila digabungkan Bhinneka Tunggal Ika berarti 'berbeda-beda tetapi tetap satu jua’. 

Semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ diusulkan pertama kali oleh Mohammad Yamin dalam sidang BPUPKI pertama. Selanjutnya, Ir Soekarno juga mengajukan semboyan ini pada saat merancang lambang negara Indonesia, yakni Burung Garuda Pancasila.

Baca Juga: Jadi Idol di Korea Selatan, Gaya Dita Karang di Acara Pernikahan Disorot

Bhinneka Tunggal Ika bermakna persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia meskipun terdiri dari beraneka ragam suku, budaya, ras, agama, dan bahasa. Semboyan tersebut juga cerminan rakyat Indonesia yang harus memegang teguh prinsip persatuan dan kesatuan bangsa di tengah perbedaan yang ada. Kalimat tersebut menjadi kekuatan dalam kerukunan beragama berbangsa dan bernegara.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika memiliki fungsi dasar sebagai landasan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia diharapkan bisa bertoleransi, menghargai, dan menghormati perbedaan yang ada. 

Semboyan tersebut juga menjadi pedoman hidup  dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam hal persatuan dan kesatuan. Kalimat tersebut tidak hanya dijadikan sorak Sorai belaka tetapi menjadi petunjuk dalam meraih kehidupan yang damai dan harmonis. 

Bhinneka Tunggal Ika memiliki empat prinsip penting, yakni: 

  1. Common denominator
    Semboyan tersebut bersifat umum atau berprinsip sama sehingga dapat diterima dalam setiap keberagaman dan  aliran kepercayaan. Prinsip yang sama dijadikan pegangan untuk menyatukan bangsa Indonesia. 
  2. Bersifat inklusif
    Maksudnya, masyarakat Indonesia harus saling memupuk rasa persaudaraan dan tidak memaksakan kelompok minoritas untuk mengikuti kehendak mayoritas. Prinsip ini berarti, rakyat Indonesia harus menjunjung tinggi persamaan martabat dan harkat.
  3. Bersifat universal dan menyeluruh
    Semboyan tersebut harus diaplikasikan kepada seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali demi menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
  4. Sifatnya konvergen
    Maksudnya, keberagaman suku, agama, ras dan bahasa seharusnya tidak untuk dibesar-besarkan, melainkan harus dijadikan dasar untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan.

Demikian sejarah Bhinneka Tunggal Ika.

Baca Juga: Jokowi: Aturan yang Menghambat Kemudahan Perusahaan akan Terus Dipangkas

Kontributor : Lolita Valda Claudia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI