Suara.com - Popularitas Ketua DPR RI Puan Maharani disebut meningkat seiring dengan perbincangan di media sosial mengenai maraknya deretan baliho dirinya yang kini bertebaran. Namun, hal itu dianggap tidak akan cukup, lantaran dinilai hanya sebagai modal awal untuk tingkatkan elektabilitas.
Berdasarkan analisis Drone Emprit pada 7 Juli 2021-7 Agustus 2021, popularitas Puan Maharani meningkat meski banyak sentimen negatif (sindiran), hampir mengejar tren Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Popularitas saja tidak cukup. Tapi itu jadi awalan," kata Analis Media Sosial dan Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi saat dihubungi Suara.com, Senin (9/8/2021).
Ismail mengatakan, pada teorinya popularitas diharapkan nanti akan naik favorabilitasnya (sentimen positif - negatif), lalu dikapitalisasi jadi elektabilitas.
Baca Juga: Strategi Baliho Kerek Popularitas Puan Maharani di Media Sosial
"Teorinya begitu. Kenyataan di lapangan bisa bermacam-macam faktor yang berpengaruh," tuturnya.
Ia kemudian memberikan contoh pada perhelatan Pemilu pada 2019 lalu dimana Partai Solidaritas Indonesia atau PSI menjadi populer lantaran banyak melakukan kontroversi. Alhasil partainya bisa mengkonversikan ke elektabilitas.
"Contoh PSI bikin banyak kontroversi, jadi populer sekali. Lalu jadi baik, orang milih, dapat kursi," katanya.
"Populer saja tidak cukup, apalagi populer karena hal yang negatif dan tidak ada positifnya. Harus ada bukti kerja dan prestasi yang bisa digunakan untuk menaikkan tren positif," imbuhnya.
Popularitas Puan Maharani
Baca Juga: Kejar Ganjar, Popularitas Puan Maharani Naik Meski Dapat Sentimen Negatif soal Baliho
Sebelumnya, Popularitas Puan disebut meningkat meski di tengah cibiran soal maraknya baliho di mana-mana.
"Baliho Puan yang bertebaran sejak beberapa minggu terakhir disinyalir untuk menggeser atau mengimbangi popularitas @ganjarpranowo. Tren dalam 1 bulan terakhir: popularitas Puan meningkat meski banyak sentimen negatif (sindiran), hampir mengejar tren Ganjar," kata Analis Media Sosial dan pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi lewat akun twitternya, seperti dikutip Suara.com, Senin (9/8/2021).
Suara.com sendiri telah meminta izin untuk mengutip cuitan Ismail tersebut. Ia pun mempersilakannya.
Ismail menyampaikan, tren Puan akhir-akhir ini justru naik hampir setara dengan Gubernur Jawa Barat Puan Maharani. Sementara kalau disandingkan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Puan masih berada jauh dibawahnya.
"Kalau digabungkan, tren keempat tokoh ini dalam 1 bulan terakhir di semua media: tren @aniesbaswedan selalu tertinggi, diikuti oleh tren @ganjarpranowo, lalu @ridwankamil, tren Puan awalnya paling rendah, perlahan naik setara RK, lalu mengejar Ganjar," tuturnya.
Selain itu dalam satu bulan terakhir, dalam analisis Drone Emprit terkait share of voice menghasilkan Anies berada di posisi paling atas dengan nilai 49 persen, kemudian Ganjar 27 persen, Ridwan Kamil 13 persen dan Puan 12 persen.
Untuk share of voices berdasarkan kanal berita online Anies berada di urutan pertama dengan jumlah 43 persen, Ganjar 25 persen, Ridwan Kamil 19 persen dan Puan 13 persen.
Berdasarkan kanal media sosial melalui Twitter Anies masih paling tinggi dengan 50 persen, Ganjar 27 persen, Ridwan Kamil 12 persen dan Puan 12 persen.
Ismail mengatakan, popularitas merupakan gabungan percakapan yang bernada positif, negatif, dan netral. Menurutnya, popularitas tak mempedulikan sentimennya mengenai apa.
"Anies paling banyak diserang di medsos, popularitasnya selalu tertinggi. Puan juga makin populer, lewat baliho yang banyak disindir dan jadi meme netizen," tuturnya.