Arzeti Bilbina Apresiasi Uji BPOM atas Keamanan Galon Guna Ulang Polikarbonat

Sabtu, 07 Agustus 2021 | 09:22 WIB
Arzeti Bilbina Apresiasi Uji BPOM atas Keamanan Galon Guna Ulang Polikarbonat
Arzeti Bilbina (suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menanggapi masalah disinformasi ke masyarakat soal kadar Bisfenol A (BPA) dalam galon ulang berbahan Polikarbonat (PC) yang melebihi batas ketentuan yang diizinkan, anggota Komisi IX DPR, Arzeti Bilbina Huzaimi menyatakan, pihaknya mengapresiasi berbagai upaya keamanan yang dilakukan  Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

"Saya mengapresiasi BPOM, bahwa selama ini mereka sudah membuat FGD, sudah melakukan uji terhadap kadar migrasi BPA air minum galon guna ulang," ujarnya.

“Itu menunjukkan bahwa pemerintah ikut campur tangan untuk menjaga masa depan anak-anak kita menjadi anak-anak yang sehat, anak-anak yang cerdas," ujar Arzeti, saat menjadi bintang tamu podcast acara P@S ASIK  yang dipandu Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait di Studio Komnas TV Anak, Jalan TB Simatupang No 33, Pasar Rebo Jakarta Timur, beberapa hari lalu.

Adapun uji migrasi BPA air dalam kemasan galon guna ulang yang dilakukan BPOM menunjukkan bahwa kadar BPA masih jauh di bawah batas yang diizinkan BPOM. Artinya, air minum galon guna ulang masih aman dikonsumsi.

Baca Juga: BPPT: Uji Migrasi BPA Galon Guna Ulang BPOM Sangat Valid

Menurut hasil sampling dan pengujian laboratorium terhadap kemasan galon air minum dalam kemasan (AMDK) jenis PC atau galon guna ulang yang dilakukan BPOM pada 2021, disimpulkan adanya migrasi BPA dari kemasan galon sebesar rata-rata 0,033 bpj. Nilai ini jauh di bawah batas maksimal migrasi yang telah ditetapkan BPOM, yaitu sebesar 0,6 bpj.

Dalam rilis resminya, BPOM menjelaskan bahwa BPA adalah senyawa kimia pembentuk plastik jenis PC. BPA berbahaya bagi kesehatan apabila terkonsumsi melebihi batas maksimal yang dapat ditoleransi oleh tubuh.

Selain galon guna ulang, banyak kemasan makanan yang menggunakan lapisan plastik yang mengandung polikarbonat.

Untuk menjamin keamanan pangan, secara rutin BPOM juga melakukan pengawasan pre-market dan post-market terhadap air minum dalam kemasan (AMDK) dan berbagai jenis kemasannya. Pengawasan yang dilakukan meliputi penilaian terhadap sarana produksi, evaluasi terhadap produk, label dan kemasan, konsistensi penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), dan sampling serta pengujian laboratorium.

“Hasil sampling dan pengujian laboratorium terhadap kemasan galon AMDK jenis polikarbonat yang dilakukan pada tahun 2021, menunjukkan adanya migrasi BPA dari kemasan galon sebesar rata-rata 0,033 bpj. Nilai ini jauh di bawah batas maksimal migrasi yang telah ditetapkan Badan POM, yaitu sebesar 0,6 bpj,” demikian rilis BPOM.

Baca Juga: Ahli Kimia ITB Pastikan BPA Dalam Galon Guna Ulang Aman Dikonsumsi

Selain itu, BPOM juga melakukan pengujian cemaran BPA dalam produk AMDK. Hasil uji laboratorium (dengan batas deteksi pengujian sebesar 0,01 bpj) menunjukkan cemaran BPA dalam AMDK tidak terdeteksi.

Berdasarkan hasil pengujian baik migrasi maupun cemaran BPA dalam AMDK, serta kajian dari pakar, dapat disimpulkan bahwa penggunaan plastik jenis PC sebagai kemasan galon AMDK masih aman digunakan oleh masyarakat.

BPPT Pastikan Aman
Sementara itu, Tim Teknis Sentra Teknologi Polimer BPPT, Zarlina Zainudin, memastikan, uji migrasi BPA dari kemasan galon guna ulang ke produk air minum yang dilakukan BPOM sangat valid dan akurat. Apalagi tes juga dilakukan terhadap sampling di setiap daerah alias secara nasional.

"Kalau BPOM nyatakan galon Polikarbonat (PC) aman, pasti aman," ujarnya.

Menurut Zarlina, karena yang diuji itu adalah air, maka perlu disimulasikan dan itu juga ada ketentuannya. Untuk air, yang digunakan sebagai larutan simulasinya adalah etanol 10 persen. Air yang mau diuji itu direndam ke dalam etanol 10 persen dengan kondisi suhu dan lama tertentu.

Kemudian larutan etanol yang direndam itu diambil dan langsung dicek  dengan menggunakan alat kromatografi cair berperforma tinggi atau HPLC yang bisa memisahkan dan mendeteksi kuantitas atau kadar BPA yang bermigrasi.  

Untuk sampling yang diuji juga, menurut Zarlina, BPOM itu melakukannya secara nasional. Itu bisa dilakukan dengan cepat oleh semua Balai Besar POM di berbagai daerah di Indonesia dan masing-masing juga memiliki lab sendiri untuk menguji migrasi BPA dari sampling kemasan air minum galon guna ulang.

"BPOM ada hitungan sampling untuk pengambilan contoh produk yang beredar di pasaran, termasuk sampling langsung dari industri yang memproduksi air minum galon guna ulang. Data sampling BPOM itu sangat lengkap. Nanti dari sample -sample yang sudah di-sampling itu yang mereka uji," tuturnya.

Untuk pengujiannya sendiri, kata Zarlina,  produk merek A misalnya,  untuk dipastikan bahwa memang betul migrasi BPA-nya itu di bawah standar pengukurannya, minimal harus dilakukan 3 kali pengulangan.  Untuk memastikan hasil uji sebelumnya, metodenya juga perlu diverifikasi sudah benar atau tidak.

"Untuk memastikan hasil ujinya benar dan akurat,  minimal 7 sample yang diuji. Setelah uji juga perlu dihitung recovery-nya berapa. Jadi untuk memastikan itu benar-benar sesuai dengan hasilnya tidak main-main, itu sangat serius," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI