Festival Musik Berakhir Bencana, Ribuan Penonton Terinfeksi Virus Corona

Kamis, 05 Agustus 2021 | 18:41 WIB
Festival Musik Berakhir Bencana, Ribuan Penonton Terinfeksi Virus Corona
Ilustrasi festival musik [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekitar 2.300 penonton festival musik di Catalonia terinfeksi virus corona. Ribuan penonton itu datang dari tiga fesival yaitu Vida, Canet Rock dan Cruïlla .

Menyadur El Pais Kamis (05/08), angka ini 76 persen lebih banyak dari kasus yang tercatat dalam kelompok kontrol dan 58 persen lebih dari yang diharapkan.

Sekretaris kesehatan masyarakat Catalan, Carme Cabezas, mengakui pada hari Rabu bahwa acara musik memiliki 'dampak' pada penularan virus corona.

"Dengan 842 kasus lebih banyak dari yang diperkirakan, kami tidak dapat mengatakan bahwa itu adalah peristiwa super-spreader."

Baca Juga: Tiga Jenis Penonton Festival Musik di Indonesia: Dari Pencari Kesenangan ke Pembelajar

Banyak perhatian telah diberikan pada festival besar ini ketika berlangsung pada awal Juli, tepat ketika Catalonia bergulat dengan gelombang kelima virus corona.

Ilustrasi konser. [Shutterstock]
Ilustrasi festival musik. [Shutterstock]

Ketika Canet Rock dan Vida berlangsung antara 30 Juni dan 4 Juli, jumlah kumulatif 14 hari kasus per 100.000 penduduk adalah 689.

Angka R, yaitu berapa banyak orang lain yang menularkan virus ke orang tersebut berada di 2.92, jauh di atas apa yang direkomendasikan oleh otoritas kesehatan.

Ketika festival musik Cruïlla diadakan pada 10 dan 11 Juli, angkanya melonjak lebih dari 1.000 kasus per 100.000 dan angka R pada 1,37. Itu artinya, setiap 100 orang yang terinfeksi, 137 lainnya akan ikut terkena virus.

Untuk menghadiri acara itu, pengunjung harus menunjukkan tes virus corona negatif dan memakai masker, tapi foto menunjukkan tidak semua orang mengikuti aturan.

Baca Juga: Jadi Bintang Tamu Festival Musik, Jadwal Ibrahimovic Padat di Awal Maret

Setelah konser, kepala kesehatan Catalan Josep Maria Argimon mengakui bahwa mereka seharusnya tidak diizinkan untuk melanjutkan.

“Saya telah mengkritik diri sendiri. Kami tidak tahu apakah peristiwa ini telah menjadi superspreader atau belum,” katanya sebelum hasil penelitian dirilis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI