Tayangan Voli Pantai Diprotes karena Vulgar, KPI Curhat Pernah Dibully saat ASEAN Games

Kamis, 05 Agustus 2021 | 14:02 WIB
Tayangan Voli Pantai Diprotes karena Vulgar, KPI Curhat Pernah Dibully saat ASEAN Games
Tayangan Bola Voli Diprotes karena Vulgar, KPI Curhat Pernah Dibully saat Asean Games. Ketua Komisi Penyiaran Indonesia, Yuliandre Darwis. (Suara.com/Walda)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Yuliandre Darwis mengaku kekinian pihaknya sangat hati-hati saat mengambil keputusan. Hal itu disampaikan Yuliander menyusul adanya aduan dari warga terhadap tayangan voli pantai dalam Olimpiade Tokyo 2020 di televisi karena atlet yang memakai bikini tampil tanpa disensor.

Terkait hal itu, Yuliandre mengaku pihaknya masih mengkaji soal laporan tersebut.

“Aduan tersebut sedang diproses oleh analisis isi siaran, dan KPI pasti mengkaji secara baik, tapi kita harus mengedukasi masyarakat terhadap yang mana jadi kategori-kategori  yang menimbulkan hasrat misalnya seperti itu,” kata Yuliandre saat dihubungi Suara.com, Kamsi (5/8/2021). 

Dia pun bercerita jika KPI sempat menjadi sasaran perundungan oleh masyarakat karena adanya sensor dalam penayangan lomba renang saat perhelatan ASEAN Games beberapa tahun lalu. Maka dari itu, kata dia, KPK saat ini bakal lebih hati-hati dan bijaksaan saat mengambil keputusan. 

Baca Juga: Kasus Baru COVID-19 di Kampung Atlet Olimpiade, Kali Ini Pelatih Voli Pantai Ceko Terpapar

“Apalagi dulu kan KPI pernah dibully (mendapatkan bullying), saat ASEAN Games, atlet renang diblur (sensor). Itu kenapa di-blur, ada lagi yang bilang kalau sekarang kenapa enggak di blur? Ini kan harus dipahami juga secara edukasinya kepada masyarakat,” kata dia.

Namun, Yuliandre mengingatkan bahwa pakaian yang dikenakan oleh para atlet voli pantai dalam perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 merupakan standar olahraga internasional.

“Ini adalah sesuatu yang olahraga, tidak ada tendensi apapun. Tapi bagaimanapun kami akan melihat ini secara objektif. Tapi secara lumrah, olahraga itulah olahraga. Itu saja,” tegasnya. 

Oleh karenanya Yuliandre meminta masyarakat untuk bijak menyikapinya, sambil menunggu proses analisis yang dilakukan KPI. 

“Tunggu saja dulu, sambil kami melihatnya secara objektif, yang namanya pengaduan  apa saja bisa dilihat,” kata dia. 

Baca Juga: KPI, Radar Sensormu Masih Salah Sasaran!

Sebelumnya, beredar aduan dari seorang warganet yang memprotes tayangan Olimpiade Tokyo 2020. Siaran Olimpiade Tokyo 2020 di salah satu televisi swasta mendapatkan kritik dari seorang warganet.

Dalam unggahan yang dibagikan oleh akun Instagram @lambe_turah, salah seorang warganet memberikan aduan kepada KPI terkait tayangan Olimpiade Tokyo 2020.

Menurutnya, tayangan tersebut dinilai tidak sopan karena atlet wanita cabang bola voli menggunakan bikini.

Dia mengatakan, hal tersebut cukup vulgar sehingga KPI harus memberikan sensor saat tayangan tersebut disiarkan.

Dinilai Tak Baik

Dalam foto yang beredar, protes tersebut dikirimkan melalui pojok aduan yang ada di situs Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Ditulikan dalam aduan tersebut, ia meminta agar KPI bisa menegur televisi swasta yang menayangkan pertandingan Olimpiade Tokyo 2020 kategori bola voli wanita.

Menurutnya, tayangan itu tidak baik disiarkan karena atlet wanita cabang bola voli menggunakan bikini saat bertanding.

"Penayangan Olympic di TV memang baik, namun untuk kategori olahraga volley ball wanita, para pemainnya menggunakan bikini dan hal ini tidak baik untuk disiarkan," tulisnya, dikutip Suara.com.

Dia pun meminta agar pihak KPI bisa memberikan sensor apabila tayangan tersebut disiarkan. Sebab menurutnya tayangan yang cukup vulgar biasanya disensor atau diblur.

"Mengingat, hal vulgar lainnya saja disensor atau diblur. Tapi kenapa yang ini tidak? Apalagi biasanya slot waktu itu dipakai pengajian mama dedeh, agak ironi sebenarnya," ujarnya.

Ia mengomentari soal pakaian atlet yang digunakan saat bertanding. Menurutnya masih banyak yang lebih terlihat santun.

"Banyak cabang olimpiade lain (yang lebih santun pakaiannya) yang bisa disiarkan," tuturnya.

Kemudian dia berharap agar KPI bisa menegur stasiun TV swasta untuk memberikan tayangan yang lebih layak. Unggahan protes tersebut langsung mencuri perhatian warganet. Mereka ikut memberikan komentarnya.

"Ya enggak usah ditonton lah, giliran sinetron yang bikin akhlak bobrok ngadain nobar," komentar warganet.

"Ganti channel aja mbak, biar nggak repot, pilih channel yang sesuai dengan dirimu," kata warganet.

"Voli disuruh pakai gamis pengennya dia," balas warganet lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI