Suara.com - Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Yuliandre Darwis mengaku kekinian pihaknya sangat hati-hati saat mengambil keputusan. Hal itu disampaikan Yuliander menyusul adanya aduan dari warga terhadap tayangan voli pantai dalam Olimpiade Tokyo 2020 di televisi karena atlet yang memakai bikini tampil tanpa disensor.
Terkait hal itu, Yuliandre mengaku pihaknya masih mengkaji soal laporan tersebut.
“Aduan tersebut sedang diproses oleh analisis isi siaran, dan KPI pasti mengkaji secara baik, tapi kita harus mengedukasi masyarakat terhadap yang mana jadi kategori-kategori yang menimbulkan hasrat misalnya seperti itu,” kata Yuliandre saat dihubungi Suara.com, Kamsi (5/8/2021).
Dia pun bercerita jika KPI sempat menjadi sasaran perundungan oleh masyarakat karena adanya sensor dalam penayangan lomba renang saat perhelatan ASEAN Games beberapa tahun lalu. Maka dari itu, kata dia, KPK saat ini bakal lebih hati-hati dan bijaksaan saat mengambil keputusan.
“Apalagi dulu kan KPI pernah dibully (mendapatkan bullying), saat ASEAN Games, atlet renang diblur (sensor). Itu kenapa di-blur, ada lagi yang bilang kalau sekarang kenapa enggak di blur? Ini kan harus dipahami juga secara edukasinya kepada masyarakat,” kata dia.
Namun, Yuliandre mengingatkan bahwa pakaian yang dikenakan oleh para atlet voli pantai dalam perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 merupakan standar olahraga internasional.
“Ini adalah sesuatu yang olahraga, tidak ada tendensi apapun. Tapi bagaimanapun kami akan melihat ini secara objektif. Tapi secara lumrah, olahraga itulah olahraga. Itu saja,” tegasnya.
Oleh karenanya Yuliandre meminta masyarakat untuk bijak menyikapinya, sambil menunggu proses analisis yang dilakukan KPI.
“Tunggu saja dulu, sambil kami melihatnya secara objektif, yang namanya pengaduan apa saja bisa dilihat,” kata dia.
Baca Juga: Kasus Baru COVID-19 di Kampung Atlet Olimpiade, Kali Ini Pelatih Voli Pantai Ceko Terpapar
Sebelumnya, beredar aduan dari seorang warganet yang memprotes tayangan Olimpiade Tokyo 2020. Siaran Olimpiade Tokyo 2020 di salah satu televisi swasta mendapatkan kritik dari seorang warganet.