Dimediasi Polisi, Kasus Satpam GBK Pukuli Mahasiswa di Lokasi Vaksinasi Berujung Damai?

Kamis, 05 Agustus 2021 | 10:56 WIB
Dimediasi Polisi, Kasus Satpam GBK Pukuli Mahasiswa di Lokasi Vaksinasi Berujung Damai?
Foto Zaenali, mahasiswa korban pengeroyokan oleh satpam tempat vaksinasi di GBK, Senayan. (Dok. Eka)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Head Non Litigation Lembaga Bantuan  Hukum (LBH) Pendidikan Indonesia, Eka Zulkarnaen mengungkapkan, proses hukum kasus dugaan pemukulan yang dialami kliennya, Zaelani, yang dilakukan salah satu petugas keamanan Gelora Bung Karno (GBK) masih berlanjut.

Sebelumnya, seorang mahasiswa bernama Zaelani lewat kuasa hukumnya mengaku, menjadi korban pemukulan yang diduga dilakukan oknum petugas keamanan kawasan gedung Gelora Bung Karno, saat akan meminta sertifikat vaksinnya yang tidak terbit.  

Kata Eka, Rabu (4/8/2021) malam kemarin Polres Metro Jakarta Pusat melakukan gelar perkara. Kedua belah pihak, korban dan terduga pelaku dihadirkan. 

“Jadi sudah ada ditahan dari pihak GBK-nya, dua hari sih tapi nanti konfirmasi ke Polres Metro Jakarta Pusat,” kata Eka saat dihubungi Suara.com, Kamis (5/8/2021).

Baca Juga: GBK Bantah Ada Pengeroyokan, Kuasa Hukum Zaelani: Faktanya Korban Terluka karena Kekerasan

Kata Eka, selain melakukan gelar perkara, dalam pertemuan itu kedua belah pihak juga melakukan mediasi. Kendati demikian Eka belum dapat memastikan, penyelesaian perkara ini akan menempuh jalur damai.  

“Jadi itu pihak GBK lakukan mediasi, tapi belum final juga,” jelasnya. 

Penglihatan Alami Gangguan

Di samping itu, untuk kondisi kliennya Zaelani, mengalami gangguan penglihatan akibat pukulan di bagian atas matanya. 

“Korban ada kendala di mata jadi dia itu enggak bisa lihat cahaya, terlalu terang gitu. Sekarang kalau naik motor harus dibonceng,” ujar Eka. 

Baca Juga: Polisi Selidiki Kasus Penganiyaan Sekuriti Vaksinasi GBK Terhadap Zaelani

“Ada gangguan THT juga ya di pendengaran, ada trauma psikis,” sambungnya. 

Seperti diketahui, Zaelani (26) babak belur diduga akibat dikeroyok oleh sejumlah petugas keamanan alias  satpam di tempat vaksinasi, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (30/7) lalu.

Buntut dari peristiwa itu, korban yang didampingi LBH Pendidikan Indonesia kemudian melaporkan kasus itu ke Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu (31/7/2021). Laporan tersebut telah teregistrasi dengan Nomor: LP/B/997/VII/2021/SPKT/Polres Metro Jakarta Pusat/Polda Metro Jaya. 

Selaku pendamping hukum korban, Eka menuturkan peristiwa dugaan penganiayaan ini berawal ketika Zaelani mendatangani Pos V gerai vaksin di GBK untuk menanyakan sertifikasi vaksin tahap dua yang belum diterimanya. 

Klaim Pengelola GBK

Merespons tudingan itu, Pusat Pengelolaan Komplek Gelola Bung Karno (PPKGBK) melalui Public Relations  PPKGBK M. Trinugroho W,  membantah dugaan  pengeroyokan yang dilakukan pihak keamanannya terhadap Zaelani. 

Trinugroho memang membenarkan adanya pemukulan yang dilakukan secara refleks oleh seorang petugasnya dalam rangka membela diri, namun bukan  pengeroyokan. 

Hal itu kata Trinugroho dilakukan petugasnya dalam rangka membela diri karena Zaelani memprovokasi petugas keamanan terlebih dahulu dan berusaha untuk memukul.  

Berdasarkan informasi yang dihimpun Trinugroho dari petugas, peristiwa itu terjadi pada Jumat (30/7/2021) sekitar pukul 11.10 WIB, ketika terduga korban,  Zaelani,  tidak diperbolehkan masuk ke Kawasan GBK karena tak memiliki undangan vaksinasi. 

Awalnya, petugas keamanan di Gate 5 GBK, bertanya maksud kedatangan Zaelani dan rekannya. Pengunjung atas nama Zaelani tersebut, bermaksud menuju venue Istora namun sudah dijelaskan kalau venue ISTORA tidak ada kegiatan apapun pada hari tersebut. 

Kata Trinugroho , sebagai informasi sesuai kebijakan, yang diperbolehkan masuk ke Kawasan GBK pada periode PPKM Darurat, mereka yang memiliki undangan vaksinasi, atlet untuk kepentingan pelatda/pelatnas, dan ojek online untuk kepentingan take away. 

“Tidak terima, pengunjung (Zaelani) memprovokasi petugas,” jelas Trinugroho.  

Di samping itu kata Trinugroho, kepada petugas keamanan GBK,  Zaelani malah menantang untuk berkelahi. 

Saat didatangi oleh petugas lain yang ingin melerai, Zaelani bereaksi dengan berkata, meminta petugas yang melerai untuk tidak ikut campur.  

Di Posko pun, Trinugroho membantah adanya intimidasi. Kata dia, Zaelani  hanya untuk dimintai keterangan dan bahkan diobati langsung di Pos Pengamanan Kawasan GBK. 

“Saat di posko itu satpamnya cuma nanya ini mau di-terusin atau gimana. Kalau mau diteruskan nanti akan diantar ke pos polisi yang kebetulan terletak satu gedung dengan Posko Keamanan GBK. Tapi saat itu dia lebih memilih damai,"  jelasnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI