Luhut Sebut Sulit Capai Herd Immunity, Anggota DPR: Betul karena Efikasi Vaksin Menurun

Rabu, 04 Agustus 2021 | 19:07 WIB
Luhut Sebut Sulit Capai Herd Immunity, Anggota DPR: Betul karena Efikasi Vaksin Menurun
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/wsj/aa.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota DPR Fadli Zon menyoroti pernyataan Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Pandjaitan terkait herd immunity yang sulit tercapai karena efikasi vaksin tidak 100 persen. Fadli kemudian menyandingkan pengakuan Luhut itu dengan capaian herd immunity yang pernah ditargetkan Luhut pada September tahun ini.

Berbeda dengan Fadli, Anggota Komisi IX DPR Rahmat Handoyo justru berpandangan bahwa apa yang disampaikan Luhut berbeda dengan target herd immunity melalui program vaksinasi terhadap 80 persen dari total penduduk.

Menurut Rahmat apa yang disampaikan Luhut ialah mengenai herd immunity yang sulit dicapai karena efikasi vaksin yang tidak 100 persen, bukan menyoal herd immunity berdasarkan target vaksinasi kepada penduduk.

"Jadi dua hal yang berbeda, herd immunity yang diakibatkan oleh vaksin dan herd immunity dari target capaian pemerintah untuk persentase penduduk yang akan divaksin, itu dua hal yang berbeda," kata Rahmat kepada wartawan, Rabu (4/8/2021).

Baca Juga: Sudah Dimulai, Ini Syarat dan Cara Daftar Vaksinasi Merdeka Candi

Rahmat sendiri mengaku setuju dengan apa yang disampaikan Luhut terkait herd immunity yang memang sulit untuk dicapai. Apalagi kata Rahmat diketahui beberapa vaksin mengalami penurunan efikasi karena kehadiran varian baru Covid-19.

"Jadi saya kira menurut saya kalau apa yang disampaikan Pak Luhut betul karena dari sisi efikasi kan memang mengalami penurunan. Bahkan di negara lain kalau kemarin saya lihat ada yang di bawah 50 persen proses penurunannya karena ada varian," ujar Rahmat.

Siapa yang Mencla-Mencle?

Anggota DPR RI Fadli Zon angkat bicara soal target kekebalan kelompok atau herd immunity yang pernah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi dan Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut mengklaim herd immunity di Jawa-Bali akan terbentuk pada September 2021.

Baca Juga: Vaksinasi Anak Kota Bekasi, Kadisdik: Harus Selesai Walau Harus Sampai Malam

Sementara, Jokowi meyakini herd immunity akan terbentuk pada Agustus 2021 dengan menggenjot vaksinasi. Namun, kenyataannya angka vaksinasi masih jauh dari target.

Kini, janji manis target tersebut justru diklarifikasi oleh Luhut. Ia menyebut target tersebut akan sulit terwujud.

Melalui akun Twitter @fadlizon, Fadli menyebut para pejabat pemerintahan terlalu mudah dalam membuat target.

"Terlalu mudah buat target herd immunity. Pak @jokowi target Agustus, LBP September. Sekarang bilang sulit terwujud," kata Fadli Zon seperti dikutip Suara.com, Selasa (3/8/2021).

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu menyindir Jokowi dan Luhut yang membuat target herd immunity.

"Yang mencla mencle buat komentar siapa?" sindir Fadli.

Jokowi pernah menargetkan herd immunity di Jawa dan Bali akan terwujud pada Agustus 2021.

Ia begitu optimis herd immunity terbentuk dengan digencarkannya vaksinasi Covid-19.

"Jawa segera masuk ke herd immunity kita harapkan di bulan Agustus akhir, atau paling lambat pertengahan September," kata Jokowi, Sabtu (17/7/2021).

Tak lama berselang, Luhut yang juga menjabat sebagai Koordinator PPKM Jawa-Bali menargetkan herd immunity terbentuk September 2021.

"Herd immunity Jawa-Bali (tercapai) September. Jakarta sudah mendekati 75 persen. Jakarta saya kira bulan depan bisa, Bali sudah 80 persen," ungkapnya, Selasa (20/7/2021).

Namun, dalam laporan strategi pengendalian Covid-19 di Indonesia yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Senin (2/8/2021), Luhut menyebut herd immunity akan sulit dicapai.

Luhut menyalahkan efikasi vaksin Covid-19 yang diberikan ke rakyat Indonesia tidak ada yang menyentuh 100 persen.

"Herd immunity ini sulit dicapai karena efikasi pada setiap vaksin itu tidak ada yang 100 persen," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI