Suara.com - Anggota DPR Fadli Zon menyoroti pernyataan Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Pandjaitan terkait herd immunity yang sulit tercapai karena efikasi vaksin tidak 100 persen. Fadli kemudian menyandingkan pengakuan Luhut itu dengan capaian herd immunity yang pernah ditargetkan Luhut pada September tahun ini.
Berbeda dengan Fadli, Anggota Komisi IX DPR Rahmat Handoyo justru berpandangan bahwa apa yang disampaikan Luhut berbeda dengan target herd immunity melalui program vaksinasi terhadap 80 persen dari total penduduk.
Menurut Rahmat apa yang disampaikan Luhut ialah mengenai herd immunity yang sulit dicapai karena efikasi vaksin yang tidak 100 persen, bukan menyoal herd immunity berdasarkan target vaksinasi kepada penduduk.
"Jadi dua hal yang berbeda, herd immunity yang diakibatkan oleh vaksin dan herd immunity dari target capaian pemerintah untuk persentase penduduk yang akan divaksin, itu dua hal yang berbeda," kata Rahmat kepada wartawan, Rabu (4/8/2021).
Rahmat sendiri mengaku setuju dengan apa yang disampaikan Luhut terkait herd immunity yang memang sulit untuk dicapai. Apalagi kata Rahmat diketahui beberapa vaksin mengalami penurunan efikasi karena kehadiran varian baru Covid-19.
"Jadi saya kira menurut saya kalau apa yang disampaikan Pak Luhut betul karena dari sisi efikasi kan memang mengalami penurunan. Bahkan di negara lain kalau kemarin saya lihat ada yang di bawah 50 persen proses penurunannya karena ada varian," ujar Rahmat.
Siapa yang Mencla-Mencle?
Anggota DPR RI Fadli Zon angkat bicara soal target kekebalan kelompok atau herd immunity yang pernah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi dan Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut mengklaim herd immunity di Jawa-Bali akan terbentuk pada September 2021.
Baca Juga: Sudah Dimulai, Ini Syarat dan Cara Daftar Vaksinasi Merdeka Candi
Sementara, Jokowi meyakini herd immunity akan terbentuk pada Agustus 2021 dengan menggenjot vaksinasi. Namun, kenyataannya angka vaksinasi masih jauh dari target.