Suara.com - Pandemi Covid-19 mulai dirasakan oleh masyarakat adat yang selama ini terisolir tinggal di pedalaman Indonesia, investasi menjadi salah satu penyebabnya.
Deputi I Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Eustobio Rero Renggi mengatakan semenjak keran investasi dibuka, banyak pekerja perkebunan, pertambangan, dan sebagainya yang masuk ke wilayah adat sehingga menulari mereka.
"Kebijakan masuknya investasi pertambangan dan perkebunan ke wilayah adat itu mendatangkan orang luar yang sebenarnya mereka membawa virus ke dalam, itu sangat berdampak," kata Eustobio kepada Suara.com, Rabu (4/8/2021).
"Investasi ini tidak hanya merusak alam, tapi juga mengancam kesehatan, sampai akhir 2020 itu praktis tidak satupun masyarakat adat terkena Covid-19, tapi ketika orang luar sudah masuk ke wilayah adat angka ini terus meningkat signifikan sampai hari ini," sambungnya.
Meski belum terdata secara rinci jumlah masyarakat adat yang positif Covid-19, dia menyebutkan sejumlah daerah pedalaman sudah ada kasus Covid-19.
"Pandemi ini sudah masuk ke wilayah adat di pulau terkecil dan terluar di Indonesia, di Mentawai, Kepulauan Aru, pedalaman Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Flores, bahkan varian delta itu sudah masuk di NTT," ucapnya.
Kemudian juga sudah terdeteksi di Pulau Enggano, Bengkulu yang secara lokasi sangat jauh dan susah dijangkau.
Dia memastikan bahwa mobilitas masyarakat adat terutama yang tinggal di pedalaman selalu berkegiatan di dalam wilayah adat karena mereka hidup dari alam tidak perlu keluar untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Karena ekonomi mereka di kampung itu tidak bergantung dengan faktor luar, mereka selama setahun membangun ekonominya mereka dan kedaulatan pangan mereka bisa surplus sampai setahun, justru ketika ada yang datang dari luar itu baru terdampak," tutur Eustobio.
Baca Juga: Gagal Vaksin COVID-19 karena NIK Dipakai WNA, Wasit Ridwan Akhirnya Disuntik
Oleh sebab itu dia meminta pemerintah untuk mempercepat dan mempermudah vaksinasi bagi masyarakat adat yang terancam, mereka sulit mengakses kesehatan ketika terpapar Covid-19.