Arseniy mengungkapkan jika ia sudah berkomunikasi dengan istrinya dan mengatakan bahwa ia dalam keadaan baik-baik saja dan berada di tempat yang aman.
Arseniy juga mengatakan dia belum memiliki rencana lebih lanjut tetapi akan segera menemui istrinya.
"Kami tidak memiliki koneksi, tidak pernah mendukung oposisi. Kami hanya atlet biasa, kami hanya mengabdikan diri pada olahraga dan kami tidak tertarik dengan gerakan oposisi," jelas Zdanevich.
Kantor berita RIA melaporkan jika Kedutaan Besar Belarusia di Tokyo mengajukan permintaan resmi kepada pihak berwenang Jepang untuk memberikan informasi keberadaan Krystina.
Dipaksa pulang
Insiden Krystsina terjadi setelah ia melontarkan kritikan secara terbuka kepada pelatihnya melalui unggahan di media sosial.
Krystsina mengeluh karena dia tiba-tiba ditugaskan untuk bertanding di nomor estafet 4x400 meter. Padahal, ia berkompetisi di nomor 100 meter putri pada Jumat (30/7/2021) dan nomor 200 meter pada Senin (2/8/2021).
"Dan pelatih memasukkan saya ke estafet tanpa sepengetahuan saya. Saya berbicara tentang ini di depan umum. Pelatih kepala datang kepada saya dan mengatakan ada perintah dari atas untuk mengeluarkan saya," jelas Krystsina.
Setelah itu, pada Minggu (1/8/2021) ia dijemput oleh beberapa pejabat dari Belarusia dan dipaksa pulang, namun ia menolaknya.
Baca Juga: Amerika Serikat Masuk Jurang Resesi, Pengamat: Picu Pelemahan Rupiah
Krystsina menambahkan bahwa ia kemudian mencari perlindungan ke polisi Jepang dan menghubungi Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk meminta bantuan.