Suara.com - Pandemi Covid-19 yang berjalan dua tahun terakhir membuat sebagian besar masyarakat terdampak ekonomi. Tak sedikit masyarakat yang kesulitan untuk mencari nafkah lantaran situasi yang mengharuskan kita untuk tetap berada di rumah.
Terlebih, para pelaku event seperti penjual jasa sewa speaker hajatan. Mereka kehilangan sumber penghasilan karena masyarakat dilarang untuk mengadakan hajatan. Bukan tanpa alasa, hajatan menambah risiko tertular penyakit Covid-19.
Dari latar belakang ini, seorang pemilik jasa sewa speaker atau sond system menjual speakernya karena tidak menghasilkan uang. Speaker tersebut dijual di pinggir jalan.
Dengan tampilan sederhana, speaker tersebut diletakan diatas mobil bak terbuka. Terdapat tulisan yang menandakan speaker itu dijual. Tulisan ini kemudian menjadi sorotan warganet.
Baca Juga: Mulai September, Jerman Kasih Warga Vaksin Booster Covid-19
Diunggah oleh akun Twitter @Jowoshitpost, sang penjual mengaku sudah dua tahun tidak ada hajatan.
"2 th ora tanggapan (dua tahun tidak ada hajatan -red)," bunyi tulisan di depan speaker tersebut.
Di bawah tulisan itu, sang penjual menjelaskan alasannya menjual alat yang merupakan sumber penghasilannya. Ternyata, uang tersebut akan digunakan untuk membayar angsuran bank.
Tak hanya itu, uangnya juga akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti membeli beras.
"Dijual 1 sound untuk angsuran BRI karo go tuku beras (Dijual 1 speaker untuk membayar angsuran bank dan untuk membeli beras, -red)," tambahnya.
Baca Juga: PPKM Diperpanjang, DPR Minta Kesadaran Publik Perlu Ditingkatkan agar Tak Abai Prokes
Melihat unggahan ini, para warganet turut memberikan komentar. Mereka merasa prihatin dengan kondisi penjual tersebut.
"Urip ancen abot lurr. Sing kuat yo! (Hidup emang berat saudara, yang kuat ya, -red)," tulis warganet menyemangati.
"Emg tahun-tahun sengsara banget," ucap warganet.
"Haduh kasian kayak omnya temenku, nggak ada tanggapan eh pas ada habis ppkm malah nggak jadi karena diperpanjang. Sampe mau nyerah di musik," curhat warganet.
"hm yaallah ngene iki (begini amat, -red)," keluh warganet.
"Melasno (Kasihan, -red)," ujar warganet.