Suara.com - Analis politik dari Exposit Strategic, Arif Susanto, mengkritik banyaknya pamflet hingga baliho politikus yang muncul di tengah pandemi covid-19.
Ia juga mengkhawatirkan, politikus akan memanfaatkan kemenangan pasangan ganda putri pebulutangkis Indonesia Greysia Polii dan Apriyani Rahayu di Olimpiade 2020, sebagai bahan promosi pribadi.
Arif mengatakan, fenomena munculnya pamflet hingga baliho para politikus di sela-sela momen besar, dinilai salah satunya sebagai narsistik.
Untuk diketahui, narsistik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kepedulian berlebihan pada diri sendiri yang ditandai sikap arogan, percaya diri, dan egois.
Baca Juga: Sadis! BFW Jadi 'Bulan-bulanan' Warganet Usai Sebut China Raih Emas Ganda Putri
Alhasil, kata Arif, narsistik politikus itu menyempitkan empati di tengah kesusahan rakyat dalam pandemi.
"Dengan narsisme politis itu, mereka sedang menyempitkan empati yang dipahami oleh banyak orang," kata Arif dalam diskusi bertajuk 'Wabah Baliho Capres di Tengah Pandemi', Senin (2/8/2021).
Selain itu, Arif juga menilai "perang baliho" politikus itu untuk melebih-lebihkan kinerja yang bersangkutan atas perannya selama menjadi pejabat publik.
Perssisnya, kata Arif, medium-medium promosi di ruang publik itu untuk memberikan kesan bahwa para politikus telah bekerja.
Kemudian, Arif juga mengkhawatirkan momen kemenangan kemenangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu di Olimpiade 2020, dijadikan bahan pamflet hingga baliho politik.
Baca Juga: Viral Foto Peraih Emas Olimpiade Apriyani Rahayu Waktu SMP
Ia memprediksi, mulai hari ini hingga beberapa hari ke depan, para politikus berlomba-lomba membuat ucapan selamat atas kemenangan Greysia Polii dan Apriyani.
"Mereka (Greysia/Apriyani) yang berjuang, tetapi justru yang muncul gambarnya para politikus, seolah-olah cangkrawala pandangnya itu terbatas," tuturnya.
Arif kemudian memberikan sindiran kepada para politikus yang memanfaatkan kemenangan Greysia dan Apri.
Para politikus tersebut terlihat egois hanya melihat kepentingan pribadi tanpa melihat realita.
"Jadi memang para politikus pandai mengambil peluang, bahkan menjadikan kesempitan menjadi kesempatan. Mari kita lihat, bencana telah diubah menjadi peluang kampanye."