Deteksi Covid-19 Satwa di Taman Margasatwa Ragunan Dilakukan Bila Terjadi Gejala

Senin, 02 Agustus 2021 | 13:56 WIB
Deteksi Covid-19 Satwa di Taman Margasatwa Ragunan Dilakukan Bila Terjadi Gejala
Gubernur Anies Baswedan saat mengunjungi Harimau di Taman Margasatwa Ragunan (TMR) yang sudah dinyatakan terpapar Covid-19. (FOTO: Pemrov DKI Jakarta)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Taman Margasatwa Ragunan (TMR) Jakarta Selatan baru akan melakukan tes deteksi Covid-19 jika ada hewan yang menunjukkan gejala klinis. Pernyataan itu disampaikan menyusul adanya dua ekor Harimau Sumatera yang terpapar Covid-19 dan menjadi pasien isolasi di TMR.

Dua ekor harimau itu bernama Tino dan Hari. Keduanya dinyatakan terpapar virus asal Wuhan, China tersebut seusai menjalani pemeriksaan yang hasilnya dikeluarkan oleh Laboratorium Bioteknologi milik Pusat Studi Satwa Primata Institut Pertanian Bogor.

"Tracing dilakukan ketika hewan menunjukan gejala klinis, artinya swab itu dilakukan ketika terjadi gejala klinis," kata Humas Taman Margasatwa Ragunan Bambang Wahyudi di kompleks kandang harimau TMR, Senin (2/7/2021).

Bambang menerangkan, tes swab tidak dapat dilakukan apabila hewan tidak menunjukkan gejala klinis. Pasalnya, hewan-hewan yang menghuni kebun binatang merupakan hewan liar.

Baca Juga: Dua Harimau Terpapar Covid-19, Hewan Lain di Ragunan Rentan

"Kalau tidak ya jangan, susah juga ya swab, hewan-hewan liar kan itu. Tapi akan kami lakukan terutama disekiatran satwa yang ada sini," kata dia.

Bambang menambahkan, hingga kini belum ada tindakan pengambilan sampel terhadap binatang lain yang menghuni TMR. Dia pun berharap agar hewan lain tidak mengalami hal serupa yang terjadi pada Tino dan Hari.

"Pengambilan sampel, sejauh ini belum ada informasi, mudah-mudahan tidak ada yang terpapar yang lain, ya selain Hari dan Tino," tukas Bambang.

Tracing

Pihak TMR hingga kini masih mencari tahu asal muasal terpaparnya Tino dan Hari. Hal itu diungkapkan ketika awak media bertanya mengapa dua hewan pemilik nama latin Panthera Tigris Sumatrae itu bisa tertular virus asal Wuhan, China tersebut.

Baca Juga: WHO: Belum ada Data yang Cukup untuk Menyimpulkan Penularan COVID-19 dari ASI

Harimau Sumatera yang ada di Margasatwa Ragunan (TMR) Jakarta Selatan. (Suara.com/Arga)
Harimau Sumatera yang ada di Margasatwa Ragunan (TMR) Jakarta Selatan. (Suara.com/Arga)

"Ini masih menjadi tracing kami, masih ditelusuri sumbernya itu," ungkap dia.

Dikatakan Bambang, para petugas yang biasa mengurus Tino dan Hari sama sekali tidak menunjukkan gejala Covid-19 atau sakit. Untuk memastikan hal tersebut, para petugas yang biasa merawat Hari dan Tino alias keeper dan kurator menjalani tes swab pada hari ini.

"Hari ini juga sedang dilakukan swab terhadap petugas yang merawat langsung dan juga beberapa kurator yang sering berada di sini," jelasnya.

Bambang menerangkan, semua petugas yang merawat hewan-hewan di Taman Margasatwa Ragunan kerap melakukan tes swab, bahkan telah menerima dosis vaksinasi Covid-19. Sehingga, sampai detik ini, lanjut Bambang, pihaknya masih melakukam penelusuran terkait terpaparnya Hari dan Tino.

"Jadi masih kami lakukan dari mana, apakah dari petugas ataukah dari unsur lain ini masih menjadi tracing kami masih jadi penelusuran kami yang sampai sekarang belum terjawab," beber Bambang.

Lebih lanjut, Bambang menambahkan jika Hari dan Tino mulai mengalami perubahan kondisi kesehatannya. Dua ekor raja rimba itu disebut mulai membaik dan nafsu makannya mulai meningkat

"Yang jelas satwanya mulai mengalamai perbaikan kondisinya kesehatannya sudah mulai pulih, sehingga nafsu makannya sudah mulai ada lagi," tukas dia.

Kronologi

Bambang mengatakan, perubahan perilaku itu pertama kali terlhat pada sosok Tino pada 9 Juli 2021 lalu. Gejalanya berupa penurunan porsi makan, terlihat lemah, gejala batuk, hingga nafas berat disertai lendir yang keluar pada hidung.

Dua hari berselang, tepatnya pada 11 Juli 2021, gejala serupa terjadi pada Hari. Gejala yang terjadi pada harimau berusia 12 tahun tersebut, serta Tino, 9 tahun itu segera dilaporkan ke tim medis TMR untuk kemudian diobservasi

"Lalu dilakukan observasi terhadap dua harimau tersebut kemudian diputuskan untuk mengambil sampel dari ingus di harimau tersebut," sambung Bambang.

Bambang melanjutkan, setelahnya sampel lendir atau yang akrab dengan istilah tes swab langsung dibawa ke Pusat Studi Primata Institut Pertanian Bogor (IPB). Satu hari setelahnya, diketahui jika dua ekor raja rimba itu terpapar Covid-19.

"Satu hari setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, keluar hasil bahwa kedua harimau tersebut terpapar virus Covid-19," pungkas dia.

Pantauan Suara.com, Tino dan Hari berada di kandang isolasi tak jauh dari kandang Harimau Sumatera lainnya. Hari ini, tim medis tengah melakukan pemeriksaan terhadap kedua ekor Harimau Sumatera tersebut.

Hanya saja, demi keselamatan, jurnalis yang meliput tidak diperkenankan mendekat untuk melihat proses pemeriksaan terhadap Tino dan Hari. Sehingga, sosok Hari dan Tino tidak dapat disaksikan dengan mata kamera maupun pengelihatan secara langsung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI