Suara.com - Korban tewas akibat kebakaran hutan di Kota Manavgat, pantai selatan Turki, bertambah menjadi delapan orang pada Minggu (1/8/2021).
Menyadur Channel News Asia Senin (2/8/2021) Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan bahwa selain korban tewas, ada 10 orang yang sedang menjalani perawatan akibat kebakaran tersebut.
Menteri Kehutanan Bekir Pakdemirli melaporkan jika 100 titik kobaran api berhasil dipadamkan, namun api masih berkobar di kota Manavgat, Marmaris, dan Milas.
Akibat kebakaran tersebut, beberapa turis yang sedang berlibur serta pegawai hotel di kota Bodrum harus dievakuasi.
Baca Juga: Potret Simge Akoz, Rekan Setim Zehra Gunes yang Tak Kalah Mempesona
Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan detik-detik para turis tersebut dievakuasi karena kepulan asap tebal dan api nyaris menghanguskan tempat tersebut.
Kementerian Kehutanan Turki sedang mengupayakan segala cara untuk memadamkan enam titik api yang masih berkobar pada hari Minggu (1/8/2021).
Penduduk setempat serta bantuan dari Rusia, Ukraina, Iran dan Azerbaijan ikut membantu petugas pemadam kebakaran Turki menjinakkan si jago merah.
Pemerintah Turki berjanji akan membangun kembali rumah-rumah yang rusak dan mengganti kerugian di daerah-daerah yang terkena dampak kebakaran.
Pakdemirli mengatakan setidaknya 13 pesawat, 45 helikopter, drone, dan 828 kendaraan pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api.
Baca Juga: Karhutla di Dairi dan Karo, Puluhan Hektare Lahan Hangus Terbakar
Di Yunani, petugas pemadam kebakaran berusaha menahan api yang membakar wilayah barat negaranya. Akibat kebakaran tersebut 15 warga terluka.
di rumah sakit dengan masalah pernapasan pada hari Sabtu, kata pihak berwenang. Suhu tinggi di sebagian besar negara dalam beberapa hari terakhir dan diperkirakan mencapai 44 derajat pada Senin dan Selasa.
Di pulau Sisilia Italia, petugas pemadam kebakaran mengatakan pada hari Sabtu bahwa sudah dua hari berjuang memadamkan api di hutan yang terletak di kota Catania.
Akibat kebakaran itu, warga yang tinggal di sekitarnya terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk menyelatkan diri.