Suara.com - Virus Covid-19 sudah merenggut ribuan nyawa manusia, memisahkan dengan orang-orang terkasih.
Baru-baru ini, Rahmad Dian Agasta (11) menjadi anak yatim piatu ketika sedang menjalani isolasi di Technopark Ganesha Sukowati. Rahmad seorang anak sekolah dasar yang berasal dari Kampung Sidomulyo, Sragen Wetan, Sragen, Jawa Tengah.
Menurut laporan Solopos.com, Sabtu (31/7/2021), ketika itu kedua orangtua Rahmad menjalani perawatan intensif di rumah sakit setelah terkonfirmasi positif corona.
“Bapak dan ibunya meninggal dunia beberapa waktu lalu di rumah sakit. Jadi di sana [Technopark] dia sendirian. Begitu keluar dia dijemput kakaknya yang telah berkeluarga,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sragen Yuniarti.
Baca Juga: Anak Yatim Piatu Diberi Tabungan Presiden: Terima Kasih Pak Jokowi, Sehat Selalu
Selama menjalani masa isolasi di Technopark Ganesha Sukowati, Rahmad tidak diberi tahu kalau kedua orangtuanya telah meninggal dunia.
Baru setelah dia selesai menjalani isolasi, Rahmad diajak kakaknya nyekar. Di situlah, kakaknya mengungkapkan kalau dua pusara di hadapannya adalah makam ibu dan bapak.
“Dia masih syok seperti belum menerima kenyataan bila kedua orang tuanya telah tiada. Dia bahkan punya angan-angan bila kedua orang tuanya akan kembali,” ujar Yuniarti.
Tim dari Pemerintah Kabupaten Sragen sudah mendatangi rumah Rahmad. Akan tetapi, Rahmad enggan menemui tim.
“Ketika tim dari kami datang, dia tidak mau menemui. Jadi, kami hanya mengobrol bersama kakaknya,” kata Yuni.
Baca Juga: Pilu Fahresa, Natla, dan Hilya Yatim Piatu, "Ayah dan Ibuku Meninggal Positif COVID-19"
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati sudah menerjunkan tim untuk mengecek kondisi Rahmad.
“Saya minta dicek itu nanti sekolahnya bagaimana, di mana dan sebagainya. Kami bisa memberikan biaya sekolah yang gratis dari jenjang SD hingga SMA. Sekarang anak ini ikut tinggal di rumah kakaknya karena kedua orang tuanya telah tiada,” kata Kusdinar.