Suara.com - Beredar narasi yang menyebutkan sejumlah warga melakukan aksi tawuran hingga nekat melakukan pembakaran gereja di Belawan, Sumatera Utara.
Narasi tersebut diunggah oleh akun Facebook bernama Francisko Leonardo Nainggolan.
Akun tersebut mengunggah video singkat yang menampilkan seorang warga melakukan aksi protes ke pihak kepolisian terkait keributan yang terjadi di hadapannya.
Keributan tersebut dinarasikan berdampak pada aksi pembakaran sebuah gereja di Belawan.
Baca Juga: CEK FAKTA: Pemilik Kartu Vaksin Dapat Bantuan PPKM Rp 1 Juta, Benarkah?
Berikut narasi yang diunggah oleh akun tersebut:
"Pembakaran Gereja di Belawan".
Lantas, benarkah klaim tersebut?
Penjelasan
Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id -- jaringan Suara.com, Jumat (30/7/2021), klaim yang menyebut warga tawuran berujung pembakaran gereja di Belawan adalah klaim yang keliru.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Pemerintah Indonesia Kirim Bantuan Rp 224 Miliar untuk China?
Setelah ditelusuri dengan pencarian Google menggunakan kata kunci 'Pembakaran Gereja di Belawan', muncul artikel berjudul 'Polisi Sebut Tak Ada Bakar Gereja saat Tawuran di Belawan' yang dipublikasi oleh media CNNIndonesia.com pada 22 Juli 2021.
Dikutip dari artikel tersebut, pihak kepolisian memastikan tak ada aksi pembakaran gereja dalam rentetan aksi tawuran yang terjadi di Medan Belawan, Sumatera Utara pada Rabu, 21 Juli 2021.
"Tidak ada gereja yang terbakar. Ada beberapa rumah yang sempat rusak, ada kios yang terbakar di pinggir jalan. Lemparan itu juga ada yang mengenai halaman gereja dan mengenai pintu gereja," kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi.
Hadi menegaskan, aksi tawuran tidak berkaitan dengan isu suku, agama, ras dan antargolongan atau SARA.
Aksi tawuran tersebut sudah seringkali terjadi meskipun sudah sering pula dimediasi.
Gereja Pantekosta yang digadang-gadang menjadi sasaran pembakaran oleh massa menggunakan bom molotov juga telah dibantah oleh pihak gereja.
M. J Sinaga mewakili pihak Gereja Pantekosta menegaskan tidak ada pembakaran gereja. Ia mengakui ada bom molotov yang terlempar ke halaman gereja, namun bom tersebut salah sasaran lemparan karena sebenarnya hendak diarahkan ke rumah warga.
"Bom molotov itu juga bukan bom molotov yang sengaja dilempar ke Gereja, melainkan sasarannya adalah rumah warga," ujarnya.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan klaim yang menyebut warga tawuran berujung membakar gereja adalah klaim yang salah.
Klaim tersebut merupakan klaim hoaks yang masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.