Ia juga menyayangkan ketidakpekaan Presiden Joko Widodo yang beberapa waktu yang lalu memerintahkan Badan Intelijen Nasional (BIN) untuk mengetuk pintu-pintu rumah warga agar divaksinasi.
Dengan riwayat konflik dan kekerasan di tanah Papua selama ini, Benny menilai arahan ini tidak bijak, mengingat trauma sebagian besar warga.
"[Kebijakan] ini bukan hanya tidak sensitif, tapi saya sampai ke tahap mencurigai itu [dilakukan] secara sistematis, " ujarnya.
"Karena [Pemerintah] Indonesia secara intelek sudah tahu orang Papua akan merasa terteror tetapi memaksakan dengan polisi dan tentara, ini sendiri cara untuk membunuh orang Papua lagi."
"Kami jadi seolah tidak punya opsi lain. Kami berhadapan dengan tembok besar di masyarakat, tembok kecurigaan dan ketidakpercayaan pada pemerintah."
Trauma terhadap aparat keamanan yang turun temurun
Kekhawatiran warga Papua takut dibunuh di klinik lewat program vaksinasi menurut Amnesty Internasional Indonesia memiliki alasan yang mendasar.
"Sangat-sangat mendasar," ujar Novel Matindas, Koordinator Kampanye Amnesty International Indonesia.
“Karena trauma atas kekerasan hak asasi manusia di Papua itu jelas ada dan itu dikatakan sebagai trauma turun temurun yang bisa diwariskan dari orang tua pada anak."
“Mereka adalah korban kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia, yang tidak diselesaikan secara benar dan adil," jelas Novel.
Baca Juga: Pria Difabel yang Kepalanya Diinjak Dikasih TV hingga Babi, TNI Disebut Rendahkan Korban
“Sehingga mereka masih menyimpan rasa takut dan tidak mungkin ada beberapa orang yang menyimpan rasa dendam terhadap apparat keamanan yang melakukan pelanggaran HAM.”