Suara.com - Khutbah Jumat singkat terbaru 2021 hari ini akan membahas tentang bagaimana cara menyikapi musibah sesuai tuntunan Alquran.
Khutbah Jumat terbaru digunakan khatib sebagai renungan hidup bagi khatib pribadi dan jemaah salat Jumat.
Menyadur dari NU Online 'Khutbah Jumat: Tidak Putus Asa Menghadapi Musibah' oleh Rakimin Al-Jawiy, berikut materi khutbah Jumat singkat.
Khutbah I

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, tidak ada seorang pun yang bisa luput dari musibah, termasuk para Nabi dan Rasul-Nya; dan tidak ada jenis musibah apapun namanya yang bisa menimpa, melainkan dengan izin Allah (QS at-Taghabun: 11).
Dunia saat ini sedang berduka karena terjangkit wabah Corona. Sebagai dampaknya, musibah global pun telah menimpa kita, baik di bidang kesehatan, ekonomi, sosial dan politik bahkan keagamaan. Musibah yang datang silih berganti dapat memperburuk kehidupan kita. Kesenangan berubah menjadi kesedihan, kesuksesan menjelma menjadi kegagalan, dan kebaikan pun bisa menimbulkan keburukan.
Ketika musibah datang menghampiri, kerapkali membuat kita terkejut (shock), tidak nyaman, serasa terluka dan sakit menyayat hati. Berbagai musibah yang terjadi, ada yang ringan, sedang dan berat. Jenisnya juga beragam.
Demikian pula konteks situasi/kondisi dan sikap seseorang dalam menghadapinya. Lantaran terkena Covid 19 atau penyakit lain, orang jadi kesulitan memenuhi kebutuhan pangan, hilang pekerjaan, terjadi KDRT dan bahkan kabar kematian pun datang bertubi-tubi. Untuk itu Allah mengingatkan kita dalam firman-Nya:
Artinya, “155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan; dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 156. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." (QS al-Baqarah: 156).
Baca Juga: Lukman Sardi Keluar Dari Islam, Mantapkan Diri di Kristen Usai Pulang Umrah

Menurut Prof. Dr. M. Quraish Shihab, sesungguhnya orang-orang yang ditimpa musibah hendaknya merasa yakin bahwa kebaikan, keburukan dan segala sesuatu itu berasal dari Allah, lalu berkata: "Diri kami ini adalah milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya. Untuk-Nya kami persembahkan puji syukur atas segala karunia dan kami harus bersabar jika mendapatkan ujian atau diberi pahala dan balasan."