KKP Tangkap Kapal Pencurian Ikan Myanmar di Perairan Selat Malaka

Erick Tanjung Suara.Com
Kamis, 29 Juli 2021 | 21:43 WIB
KKP Tangkap Kapal Pencurian Ikan Myanmar di Perairan Selat Malaka
Kapal penangkap ikan dengan awak empat warga negara Myanmar digiring ke Pelabuhan Langsa, Aceh, Kamis (29/7), setelah diduga menangkap ikan di perairan Selat Malaka, wilayah landas kontinen Indonesia. [Antara/Humas PDSKP Lampulo Banda Aceh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Kelautan Perikanan/KKP melalui Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan atau PSDKP Pangkalan Lampulo, Banda Aceh menangkap empat nelayan Myanmar beserta kapal tanpa bendera kebangsaan di perairan Selat Malaka.

"Empat nelayan beserta kapal penangkap ikan mereka ditangkap karena menangkap ikan secara ilegal di perairan Selat Malaka, wilayah Indonesia," kata Kepala PSDKP Pangkalan Lampulo Banda Aceh Basri, Kamis (29/7/2021).

Basri mengatakan penangkapan nelayan beserta kapalnya berlangsung pada Rabu (28/7) pukul 12.50 oleh kapal patroli KKP KP Hiu 2 dengan komandan Novry Sangian. Kapal dengan nama PKFB 1603 dengan bobot 34,86 gross ton (GT). Kapal saat ditangkap bendera bendera kebangsaan.

Dari pemeriksaan awal, kapal penangkap tersebut menggunakan alat tangkap trawl atau pukat harimau yang dilarang digunakan di perairan Indonesia, kata Basri.

Baca Juga: Idul Adha, Menteri Trenggono Berkurban Sapi Limosin 1,3 Ton

Empat nelayan Myanmar yang merupakan anak buah kapal tersebut yakni Win Oo (32), nakhoda kapal, tidak memiliki paspor, Nay Min (27), anak buak kapal, memiliki paspor.

"Serta Kyaw Hiet (27), sebagai anak buak kapal, tidak memiliki paspor, dan Zaw Min (23), anak buah kapal, tidak memiliki paspor," ujar Basri.

Dari hasil pemeriksaan kapal beserta awaknya, kata Basri, ditemukan pelanggaran yakni tidak memiliki dokumen perizinan sah dari Pemerintah Republik Indonesia.

"Kapal tersebut juga menggunakan trawl yang dilarang. Kemudian daftar kru tidak ada, menangkap ikan di perairan Selat Malaka landas kontinen Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia," tutur Basri.

Serta alat pelacak mati yang mengindikasikan untuk menghilangkan jejak saat menangkap ikan di perairan Selat Malaka landas kontinen Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.

Baca Juga: Alhamdulillah, KKP Beri Bantuan Ikan Untuk Warga Yang Isoman di Bogor

"Kini, kapal penangkap ikan beserta empat nelayan warna negara Myanmar tersebut dibawa ke Pos PDSKP Langsa guna pemeriksaan lebih lanjut," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI