Suara.com - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyinggung prosentase perawatan rumah sakit untuk Pasien Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) paling rendah di antara seluruh provinsi di Pulau Jawa dan Bali.
Terungkap dari data yang ada dalam rapat koordinasi penanganan Covid-19 di DIY, hanya ada 6,1 persen pasien Covid-19 yang mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Luhut menilai kalau secara umum, persentase pasien yang mendapatkan perawatan di rumah sakit bisa lebih tinggi dari itu. Hal tersebut pula yang membuktikan mengapa DIY memiliki angka kematian yang tinggi.
"Padahal secara umum bisa mencapai sampai 20 persen pasien yang butuh dirawat di rumah sakit, sehingga situasi yang terjadi di DIY bisa menjelaskan mengapa angka kematian itu tinggi," kata Luhut dalam rakor virtual, Kamis (29/7/2021).
Baca Juga: Wapres Sebut Positive Rate DIY 41 Persen, Begini Respon Pemda
Luhut mengungkapkan bahwa dari 34.732 kasus aktif di DIY hanya ada 2.115 orang yang dirawat di rumah sakit.
Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa angka kematian di provinsi itu terus meningkat sejak kapasitas tempat tidur RS (BOR) menembus angka hampir 80 persen.
"Kapasitas RS sudah hampir full. Oleh karena itu, saya minta kepada Pemprov dan Pemkab/Pemkot di DIY agar segera melakukan konversi TT (tempat tidur) non-covid menjadi covid di RS," ujarnya.
Dengan konversi tersebut, dia berharap secara keseluruhan angka konversi TT dapat mencapai 50 persen sehingga pasien dengan gejala berat dapat ditangani di RS.
Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang turut serta hadir dalam rakor tersebut menyebutkan kalau ia sudah mendapatkan laporan dari beberapa rumah sakit di Yogyakarta, terkait tingginya angka kematian pasien yang akhirnya meninggal di RS.
Baca Juga: Heboh Vaksinasi Berbayar Rp35 Ribu, Serikat Buruh DIY Minta Mediasi Bersama
Budi mengatakan kalau banyak yang masuk ke rumah sakit dalam kondisi saturasi rendah sehingga banyak yang meninggal dunia.
Mendengar kabar tersebut, menurut Budi, masyarakat DIY yang sakit itu perlu mendapatkan akses perawatan baik di RS ataupun di fasilitas isolasi terpusat (isoter).
Ia juga mengungkapkan akan segera mengirimkan oximeter ke seluruh puskesmas di DIY.
"Oximeter itu diperlukan untuk melakukan pengukuran saturasi terutama kepada warga yang sedang Isoman agar penanganannya tidak terlambat," bebernya.
Untuk penanganan lebih lanjut, Luhut meminta kepada Dandim dan Kapolda di DIY untuk bekerja sama menggiatkan upaya tracing dan testing.
"Saya harap dalam beberapa hari ke depan kalian (Kapolda dan Dandim) betul-betul meningkatkan aktivitas testing dan tracing sehingga bisa membawa pasien isoman yang saturasinya mulai memburuk untuk ke fasilitas Isoter atau RS," ujarnya.
Kemudian untuk membantu penanganan pasien yang sedang isoman dan dirawat di RS, Luhut menyebutkan bahwa pemerintah pusat baru saja mengirimkan 150 buah konsentrator oksigen.
"Kita juga baru mendapatkan bantuan 10 ISO Tank untuk Oksigen, nanti akan kita deploy (kirim) ke Jogja," katanya.