Suara.com - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) terus mendukung program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK). Salah satunya melalui kegiatan “Pembekalan Pelaksanaan Pendampingan SMK PK oleh Perguruan Tinggi (PT)” yang dilakukan secara daring, Jumat, (23/7/2021).
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Wikan Sakarinto, berharap ke depan, baik SMK maupun calon pendamping perguruan tinggi dapat saling berbagi informasi serta terus meningkatkan komunikasi.
“Mitra SMK dan PT bisa saling bertukar. Kalau SMK memiliki hasil produksi, maka dapat dipakai ataupun dibeli oleh PT, atau sebaliknya,” tuturnya.
Wikan mencontohkan praktik yang dilakukan SMK Warga, Solo. SMK tersebut mempunyai produk mesin CNC, yang nantinya dipakai oleh perguruan tinggi pendamping.
Demikan juga SMK yang memiliki jurusan fashion yang produknya dapat dibeli atau dipakai langsung oleh para civitas akademika perguruan tinggi pendampingnya.
“Jadi bisa saling mengisi dan membeli produk sendiri, sehingga ini bisa menjadi platform ‘subur’ yang ‘menghijaukan’ pasar/serapan teaching factory,” jelasnya.
Program SMK PK resmi berjalan pada tahun ajaran baru 2021-2022. Menurutnya, kehadiran SMK PK adalah upaya mewujudkan link and match agar berjalan lebih masif antara SMK, PT vokasi, dan industri.
Langkah ini diharapkan akan berdampak pada makin banyaknya lulusan SMK yang melanjutkan studi ke PT, lebih banyak SMK D2 fast track, serta meningkatnya kolaborasi teaching factory di SMK dan perguruan tinggi.
Selain itu, teaching factory perguruan tinggi juga dapat menjadi peluang magang bagi siswa SMK. Semakin banyak dosen perguruan tinggi yang mengajar di SMK, akan meningkatkan pengimbasan mitra industri di perguruan tinggi ke SMK.
Baca Juga: HAN 2021, Kemendikbudristek Selenggarakan Panggung Anak Indonesia Merdeka
Adanya kolaborasi yang menghasilkan sertifikasi, Program Kampus Merdeka dapat dipahami juga oleh SMK, serta adanya saling membeli produk yang dihasilkan SMK maupun perguruan tinggi.