Namun DNA tidak selalu ditemukan dalam jumlah besar di TKP. Dan dalam kasus ini, hanya 0,12 nanogram - setara dengan 15 sel - yang tersedia untuk tes.
Dengan menggunakan basis data jalur keturunan, para peneliti berhasil mengidentifikasi sepupu si pelaku. Akhirnya, mereka mencocokkan DNA pelaku dengan Darren Roy Marchand.
DNA Marchand dari kasus pembunuhan sebelumnya pada 1986 masih ada dalam catatan, dan digunakan untuk mengonfirmasi kecocokan tersebut.
Ia tak pernah dihukum dan meninggal karena bunuh diri pada 1995.
Teknologi genomik yang digunakan untuk memecahkan kasus ini juga digunakan untuk menangkap pelaku pembunuhan yang disebut 'Golden State Killer' pada 2018. Si pelaku, yang telah melakukan sedikitnya 12 pembunuhan dan puluhan pemerkosaan serta perampokan di California, lolos dari tangkapan polisi selama 40 tahun.
"Ini tonggak pencapaian besar," kata kepala eksekutif Othram David Mittleman kepada BBC.
"Ketika Anda dapat mengakses informasi dari jumlah DNA sekecil itu, ini membuka kesempatan bagi begitu banyak kasus lain yang telah dianggap buntu dan tidak terpecahkan."
Perusahaan tersebut saat ini mengerjakan berbagai kasus dari masa lalu, sejak tahun 1881. Sumber: BBC Indonesia)
Baca Juga: Buntut Pembunuhan Presiden Haiti, Komandan Paspampres Ditangkap Polisi