Wanita Berkaus Charlie Hebdo Ditikam di Taman London

Selasa, 27 Juli 2021 | 10:17 WIB
Wanita Berkaus Charlie Hebdo Ditikam di Taman London
Ilustrasi ditikam. (Freedigitalphotos/Toa55)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang wania berusia 39 tahun ditikam di sebuah taman di London. Menyadur Euro News Selasa (27/07), korban sedang memakai kaus Charlie Hebdo ketika diserang secara tiba-tiba.

Polisi mengatakan sudah membuka penyelidikan atas kasus ini dan hasil penggeledahan menemukan sebuah pisau di area taman. Polisi juga sudah meminta keterangan saksi.

Sementara wanita yang tak disebutkan namanya itu menderita luka di kepala yang dianggap tidak mengancam nyawa.

"Ini jelas insiden yang sangat menyedihkan bagi wanita itu dan petugas telah menghabiskan waktu bersamanya," kata Inspektur Detektif Alex Bingley dari Central West Polisi Metropolitan.

Baca Juga: Modus Ngajak Ngapel ke Rumah Janda, Duda Kaya Leuwidamar Lebak Tewas Ditikam

"Sementara ini, dia dirawat karena cedera dan polisi mencoba mendapatkan penjelasan tentang apa yang terjadi. Kami masih dalam tahap awal penyelidikan kami dan bekerja keras untuk melacak orang yang bertanggung jawab."

Demonstran Muslim membawa spanduk dalam aksi protes menentang penertiban kartun Nabi Muhammad pada majalah satir mingguan Charlie Hebdo, dekat Downing Street, London, Minggu (8/2). (Antara/Reuters)
Demonstran Muslim membawa spanduk dalam aksi protes menentang penertiban kartun Nabi Muhammad pada majalah satir mingguan Charlie Hebdo, dekat Downing Street, London, Minggu (8/2). (Antara/Reuters)

"Saya akan meminta orang-orang untuk tidak berspekulasi tentang motif serangan itu sampai kami menemukan fakta lengkapnya."

Pada Januari 2015, ekstremis Islam menyerang kantor majalah satir Prancis Charlie Hebdo, menewaskan 12 orang, setelah kartun Nabi Muhammad diterbitkan.

Insiden itu terjadi di Speakers' Corner di mana orang-orang sedang berkumpul untuk berbicara dan berdebat selama lebih dari 150 tahun.

Orang-orang telah berkumpul di tempat itu sejak tahun 1860-an untuk menggunakan hak mereka atas kebebasan berbicara, termasuk tokoh-tokoh seperti Karl Marx, Vladimir Lenin dan George Orwell.

Baca Juga: Ditikam Tukang Galon Hingga Tewas Bersimbah Darah, Korban Dikunci di Kamar

Dalam beberapa tahun terakhir, topik seperti fundamentalisme Islam sering muncul dalam perdebatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI