DPR Minta Pendistribusian Obat Pemulihan untuk Pasien Covid-19 Merata di Indonesia

Senin, 26 Juli 2021 | 15:48 WIB
DPR Minta Pendistribusian Obat Pemulihan untuk Pasien Covid-19 Merata di Indonesia
Pekerja menyortir paket obat COVID-19 di gerai ekspedisi pengiriman barang SiCepat di Jalan K.S Tubun, Petamburan, Jakarta, Sabtu (17/7/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Komisi IX DPR Melki Laka Lena meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan pendistribusian obat pemulihan untuk pasien Covid-19 merata untuk seluruh apotek di wilayah tanah air. Hal itu seiring dengan sidak yang dilakukan Presiden Jokowi, di mana Jokowi tidak mendapati obat terapi Covid-19 di sebuah apotek di Bogor.

Dalam sambungan telepon dengan Jokowi, Menkes mengatakan ketersediaan obat ada untuk sejumlah apotek besar semisal Kimia Farma Century, Guardian, K24. Obat juga bisa dicek melalui daring.

Namun menurut Melki ketersediaan obat pemulihan Covid-19 harus dipastikan terdistribusi tidak hanya kepada sejumlah apotek yang disebutkan Menkes, melainkan ke apotek lain di seluruh Indonesia.
Ini kata Melki, bertujuan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pasokan obat, tanpa harus mencari apotek tertentu yang kemungkinan tidak ada di wilayah tempat tinggal mereka.

"Sekarang bagaimana Menkes dan jajaran memperluas bagaimana seluruh apotek memiliki (stok) sehingga ketersediannya tersebar merata dan bisa diakses seluruh rakyat Indonesia tanpa kecuali," kata Melki kepada wartawan, Senin (26/7/2021).

Baca Juga: 4 Ciri-Ciri Pasien Covid-19 yang Harus ke RS

Melki berujar perluasan distribusi obat itu pula yang menjadi pesan Jokowi dalam sidak yang ia lakukan ke salah satu apotek di Bogor. Di mana distribusi obat tidak hanya berbicara mengenai lingkup Jabodetabek saja melainkan skala yang lebih luas, yakni dari Sabang sampai Merauke.

"Itu lihatnya dari Sabang-Merauke, Miangas-Pulau Rote, itulah kalau saya lihat Presiden ingin memberikan pesan pada kita semua kepada Menkes kepada jajaran, kepada seluruh rakyat Indonesia, kepada seluruh pedagang farmasi dari mulai produksi atau yang membeli di luar negeri, didistribusi sampai tingkat retail di apotek itu," kata Melki.

"Itu semua harus berpikir dalam konteks kita ini punya wilayah luas, jangan berpikir yang terbatas aja, kita harus melihat keseluruhan ya," Melki menambahkan.

Jokowi Telepon Menkes

Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung menelepon Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat mengetahui sejumlah obat terapi Covid-19 tidak tersedia di pasaran.

Baca Juga: Cerita Petugas Kremasi 6 Jenazah Covid-19 Sehari: Kami Hampir Tidak Istirahat

Hal itu ia lakukan usai mengecek langsung ketersediaan stok obat di salah satu apotek di Bogor.

"Pak, ini saya cek ke apotek di Bogor. Saya cari obat antivirus Oseltamivir, nggak ada. Cari lagi, obat antivirus yang Favipiravir juga nggak ada, kosong. Saya cari yang antibiotik, Azithromycin, juga nggak ada," tanya Jokowi kepada Budi dalam sambungan telpon dalam video yang diunggah di Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (23/7/2021).

Bahkan Jokowi juga menyebut bahwa stok obat antivirus sudah tak tersedia selama seminggu. Selain itu juga ia tak menemukan adanya vitamin D3 5000.

"Stok nggak ada sudah seminggu lebih. Terus vitamin D3 yang 5000 juga nggak ada," kata dia.

Mantan Gubernur DKI itu mengatakan dirinya hanya mendapatkan multivitamin.

"Iya ini saya yang dapat hanya multivitamin. Yang mengandung zinc. Hanya itu. Suplemen juga, suplemen ini ada yang D3 nya ada tapi hanya yang 1000. Hanya dapat yang ini saja. Vitamin D3 yang 1000. Kemudian yang suplemen yang kombinasi multivitamin ada. Jadi yang lain-lain yang obat antivirus, antibiotik nggak ada semuanya," kata Jokowi.

Mendengar hal tersebut, Budi menyampaikan permohonan maaf kepada Jokowi karena tak menemukan beberapa obat terapi Covid-19 di apotek.

Ia pun menjelaskan setelah dirinya mengecek ketersediaan obat, bahwa obat antivirus tersebut tersedia di toko online dan beberapa apotek di Kota Bogor.

"Karena saya ada catatan pak presiden. Kita kan sudah ada yang online. Saya barusan cek ya pak ya, misalnya untuk Fapiviravir di apotek Kimia Farma Tajur Baru ada 4.900, apotek Kimia Farma Juanda 30 ada 4.300, apotek Kimia Farma Semplak Bogor ada 4.200," kata Budi.

Dalam sambungan telepon, Budi mengatakan segera mengirimkan data ketersediaan obat kepada Jokowi.

"Jadi saya nanti double cek ya. Nanti ini saya kirim ke ajudan Pak. Itu ada data online yang ada di RS itu bisa dilihat by kota segala macam untuk apoteknya Kimia Farma Century, Guardian, K24," ucap Budi.

Jokowi pun kembali menanyakan kepada Budi apakah obat tersebut tersedia.

"Adi situ ada semuanya?," tanya Jokowi.

Budi kembali menjelaskan kepada Jokowi bahwa semua obat tersedia. Masyarakat kata Budi dapat mengecek melalui online.

"Ada Online bisa dibaca semua rakyat Pak," kata Budi.

Mendengar penjelasan Budi, Jokowi mengaku akan menuju apotek yang disebutkan Budi untuk membeli obat untuk penanganan Covid-19.

"Oke. Ndak saya tak ke sana aja. Tak beli itu coba ada nggak," ucap Jokowi.

Budi kemudian mempersilahkan Jokowi untuk mengecek langsung ketersedian obat-obatan tersebut.

"Ok boleh pak silahkan nanti saya kirim ke ini ya pak," kata Budi.

Sebagai informasi, Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah meluncurkan situs https://farmaplus.kemkes.go.id/ untuk memudahkan masyarakat mengecek ketersediaan obat dan vitamin, terutama bagi pasien Covid-19.

Situs tersebut mencakup lebih dari 2.100 apotek di seluruh provinsi di Indonesia. Oleh karena itu, Presiden menyarankan kepada masyarakat yang membutuhkan obat dan vitamin tersebut untuk mengecek terlebih dahulu di https://farmaplus.kemkes.go.id/

"Anda bisa mengecek ketersediaan obat dan vitamin itu melalui situs https://farmaplus.kemkes.go.id/ yang sekarang mencakup lebih dari 2.100 apotek di seluruh provinsi di Indonesia," ucap Presiden Jokowi dalam akun Instagram @jokowi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI