Suara.com - Datangnya pandemi Covid-19 membuat perekonomian masyarakat menjadi ambruk hingga kesulitan bertahan hidup. Setidaknya itu pula yang dirasakan Asngari seorang juru pijat yang tinggal di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Kepada Suara.com, pria yang akrab disapa Ari ini berbagi keluh kesahnya sebagai 'tukang pijat' terdampak adanya pandemi Covid-19. Ari sendiri sebenarnya aktif membagikan kisah kehidupannya melalui akun Twitter yang ia punya.
Ari sudah menggeluti jasa juru pijat atau biasa kita sebut tukang pijat sejak 2005 silam. Ia biasa menjajakan jasanya dengan menerima panggilan melalui telepon para pelanggannya.
Kebanyakan, kata Ari, para pelanggannya merupakan orang-orang yang tinggal di kompleks-kompleks perumahan. Empat hingga lima pelanggan bisa ia pijat dalam seharinya dalam keadaan normal.
Hal itu dapat mencukupi kehidupan istri dan 3 orang anak-anaknya. Namun keadaan tersebut berubah drastis kala pandemi covid menggerogoti Indonesia. Ari mengaku penghasilannya tak karuan.
"Selana pandemi itu ya mogok benar-benar. Seminggu itu kadang dapet satu atau dua orang kadang sama sekali enggak ada," kata Ari saat dihubungi Suara.com, Jumat (23/7/2021).

Dalam setiap kali menjajakan jasanya, Ari sebenarnya tak pernah mematok tarif tertentu. Ia bilang berapa pun pelanggannya bayar ia terima. Namun kali ini ia mengaku ikhlas tak mendapatkan penghasilan.
Situasi ini pun memaksa Ari yang biasanya hanya menunggu panggilan di rumah untuk bekerja, kekinian ia harus jemput bola menempuh jarak cukup jauh untuk berkeliling mempromisikan jasa pijat kepada orang-orang.
Itu pun terkadang banyak menemui sejumlah kendala, gang-gang atau pun pintu masuk untuk ke kompleks-kompleks perumahan kekinian karena pandemi banyak ditutup.
Baca Juga: Ketum PKB: Kita Memang Tertinggal Jauh, Banyak Negara Sukses Tangani Pandemi Covid-19
Belum lagi Ari ini hanya bisa melihat dengan satu mata saja. Ia harus kehilangan sebelah kanan matanya sejak kecil.