Suara.com - Sebuah video sempat viral menunjukkan seorang pria meminta dengan tegas kepada jemaah untuk merapatkan saf salatnya.
Professor Filologi FAH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Oman Fathurahman menjelaskan, jika rapat atau tidaknya saf itu tidak berkaitan dengan kesahihan salat.
Di tengah pandemi Covid-19, masyarakat diminta untuk saling berjaga jarak supaya terhindar dari penularan virus, termasuk ketika sedang salat berjemaah.
Hal tersebut juga sudah tertuang dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Fatwa Nomor 24 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah di Bulan Ramadhan dan Syawal 1442 H.
Baca Juga: Viral Video Pria Minta Jemaah Rapatkan Saf Sebelum Salat, Tuai Perdebatan
Dalam fatwa itu dijelaskan salat jemaah berjarak itu hukumnya dibolehkan. Adapun salatnya terhitung sah dan tidak kehilangan keutamaan berjemaah.
Kendati demikian, masih ada warga yang lebih memilih untuk salah dengan saf yang rapat.
"Perintah merapatkan barisan (saf) ketika salat berjemaah hukumnya sunnah, bukan wajib; rapat tidaknya saf salat tidak berkaitan dengan sah dan tidaknya salat. Tapi ia memang sunah karena disabdakan oleh Rasul sebagai bagian dari kesempurnaan salat (min tamamish shalah)," kata Oman melalui akun Twitternya @ofathurahman pada Jumat (23/7/2021).
Oman lantas menerangkan kalau dalam beragama itu, wajib hukumnya untuk menjaga keselamatan jiwa. Itu juga menjadi bagian dari maqashid syariah atau tujuan utama syariat agama.
Sementara menjaga jarak adalah cara yang sudah disepakati dan teruji secara medis sebagai ikhtiar untuk menjaga keselamatan jiwa.
Baca Juga: Jaga Jarak Saf Salat, Masjid Al Azhar Tetap Dibanjiri Jemaah Meski Corona
Ia pun memberikan satu kaidah yang berbunyi sesuatu yang menjadi prasyarat terpenuhinya hal wajib, maka sesuatu itu hukumnya juga menjadi wajib.
"Maka, menjaga jarak pun berubah wajib karena menjadi prasyarat terpenuhinya kewajiban agama, yaitu menjaga keselamatan jiwa," ujarnya.
Lebih lanjut pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah, Sawangan, Depok Pengampu Ngariksa tersebut mengatakan, amaliyah agama yang sunah dalam hal ini merapatkan saf ketika salat berjemaah itu tidak boleh bertabrakan dengan perintah agama yang wajib, yakni menjaga keselamatan jiwa.
"Menjaga keselamatan jiwa harus didahulukan," tuturnya.
Selain itu, Oman juga mengungkapkan kalau dalam beragama itu ketika ada situasi tidak normal maka diperbolehkan hal terlarang sekalipun untuk dilakukan.
Sehingga meninggalkan amaliyah sunnah demi menunaikan perintah yang wajib apalagi darurat bukan berarti mengingkari sunnah, tetapi justru mengikuti sunnahnya.
Oman lantas memberikan contoh konkritnya di mana praktik salat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi pun dilakukan dengan berjaga jarak. Praktik salat di dua masjid itu diyakini sebagai kiblat ritual ibadah umat muslim se-dunia.
"Sebagai upaya menjaga keselamatan jiwa, salat berjemaah di sana dilakukan dengan saf yang berjarak. Mereka inkarussunnah?" ucap Oman.
Oleh karena itu, menurutnya beragama itu harus selalu dilakukan dengan landasan ilmu, cinta dan kearifan. Oman mengatakan kalau nabi telah mengajarkan umatnya bersikap rasional, mengimani mutlak Kehendak-Nya.
"Kita juga berakal sehat patuhi protokol medis. Bukankah ilmu medis juga anugerah dari-Nya?"
Beredar sebuah video viral di media sosial memperlihatkan seorang pria meminta jemaah salat untuk merapatkan safnya. Video tersebut tersebar luas di media sosial Twitter salah satunya diunggah oleh akun Twitter @Anaklolina2.
Dalam video singkat yang direkam, terlihat seorang pria yang diduga panitia salat berjemaah berdiri di mimbar. Dia menghimbau para jemaah untuk merapatkan safnya sebelum salat dimulai.
Pada imbauannya, ia berkata bahwa salat berjamaah belum akan dimulai apabila saf dari para jamaah belum rapat.
"Rapat ke tengah. Rapat.. rapat.. sampai sudah rapat, lurus baru salat kita mulai," ujarnya.
Salat itu diadakan di ruangan terbuka tepatnya berada di halaman masjid.
Menurutnya, apabila saf para jamaah tidak rapat, panitia salat yang harus mempertanggungjawabkannya dihadapan Allah SWT.
"Nanti yang bertanggungjawab panitia dihadapan Allah SWT. Bukan main-main salat berjamaah ini. Jangan dibuat main-main," tuturnya.
Sembari mengimbau para jemaah untuk merapatkan saf, pria tersebut menunjuk detail barisan-barisan jemaah yang belum rapat. Ia menyuruh mereka untuk merapatkan safnya.
Menurutnya, para jamaah telah mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker dan mencuci tangan. Oleh sebab itu, mereka dihimbau untuk merapatkan jarak barisannya.
"Protokol kesehatan sudah kita gunakan dari tadi. Sudah mencuci tangan dengan sabun. Sudah memakai masker. Safnya harus rapat," ujar pria tersebut.
Ia menuturkan bahwa tidak ada ulama yang menolerir saf salat berjamaah yang renggang.
"Kita jangan sampai ingkar sunah. Tidak ada ulama yang mentolerir saf salat berjamaah itu renggang. Kita mengikuti sunah Rasulullah SAW."
"Yang kita ikuti adalah sunah Nabi Muhammad SAW," tambahnya.
Pada akhir video, pria tersebut berkata apabila jemaah tidak mau merapatkan saf, lebih baik mereka salat di rumah.
"Kalau malas rapat nggak usah salat berjamaah pak, bu, di rumah aja," katanya.