Petugas Pemakaman Pasien Covid Dilempari Batu, Dipukul, Dipelintir, dan Jenazah Direbut

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 23 Juli 2021 | 16:46 WIB
Petugas Pemakaman Pasien Covid Dilempari Batu, Dipukul, Dipelintir, dan Jenazah Direbut
Ilustrasi pemakaman jenazah pasien Covid-19 [Foto: Timesindonesia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kekerasan terhadap petugas pemakaman jenazah terkonfirmasi positif Covid-19 kembali terjadi. Baru-baru ini terjadi di Desa Jatian, Kecamatan Pakusari,  Jember, Jawa Timur. 

Sejumlah warga mengeroyok petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jember  dan mengambil paksa jenazah yang akan dimakamkan pada Sabtu (17/7/2021), petang, demikian laporan Beritajatim.com, Jumat (23/7/2021).

Peristiwa itu terjadi tak lama setelah azan Magrib berkumandang. Tim petugas pemakaman yang terdiri dari delapan orang sudah bersiap menyambut kedatangan jenazah dari RS dr. Soebandi di pemakaman.

“Mobil jenazah dari RS dr. Soebandi datang, dan teman-teman sudah siap melakukan prosesi ambil jenazah dari mobil,” kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD Jember Mohammad Djamil.

Baca Juga: Lahan Pemakaman Khusus Covid-19 Penuh, TPU Tegal Alur Hanya Layani Sistem Tumpang

Di luar dugaan, sejumlah orang yang tadi berkumpul mendekati petugas dan mereka mengambil paksa peti jenazah. Mereka mengatakan ingin memandikan jenazah sebelum menguburkannya. Mereka juga ingin pemakaman dilakukan tanpa memakai protokol Covid-19 yang telah ditentukan pemerintah.

“Padahal ketentuannya, kalau sudah dimasukkan ke peti, proses pemulasaraan sudah dilakukan secara sempurna oleh rumah sakit yang berpegang pada peraturan Menteri Kesehatan yang memenuhi aspek syar’i dan kesehatan, serta keamanan untuk semua yang terlibat dalam prosesi pemakaman,” kata Djamil.

“Prosedurnya, sebelum keluar mobil jenazah, peti harus didisinfeksi, termasuk mobilnya, dan yang mengangkatnya pun harus menggunakan APD (Alat Perlindungan Diri),” Djamil menambahkan.

Karena situasi tak terkendali, petugas memutuskan untuk meninggalkan lokasi pemakaman.

“Ketika mereka balik kanan, ternyata ada yang menghadang. Intinya (yang menghadang) tidak terima terhadap apa yang dilakukan tim pemakaman. Ini yang kami sulit terima: apa yang ada dalam benak beliau-beliau itu sehingga tidak bisa menerima tim pemakaman,” kata Djamil.

Baca Juga: Pakai Gaun Pengantin ke Pemakaman Tunangan Sesama Jenis, Wanita Ini Ribut dengan Mertua

Petugas berusaha memberi penjelasan kepada warga. Namun ada yang memprovokasi.

“Ada yang memukul dan ada yang melempar batu. Ada yang memelintir tangan (petugas) sehingga terjatuh,” kata Djamil.

Dua petugas terkena pukulan dan satu petugas terkena lemparan batu pada bagian kepala.

Salah satu korban penganiayaan bernama Nawawi, seorang aktivis Pramuka di Jember.

“Beliau pada malam itu berkenan jadi salah satu relawan pemakaman karena hubungan baik dengan kami,” kata Djamil.

“Mereka ini salah sasaran. Apa sih yang mereka inginkan dan kehendaki dari petugas pemakaman? Mereka seharusnya berterima kasih dan menghormati ketentuan yang berlaku. Petugas ini tak bersalah apapun dan tidak mengambil hak apapun dari mereka,” kata Djamil. 

REKOMENDASI

TERKINI