Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia telah resmi menjalin kerja sama bersama PT Pfizer Indonesia dan BioNTech SE untuk menyediakan vaksin Covid-19 (BNT 162b2).
Vaksin ini nantinya akan digunakan dalam program vaksinasi pemerintah, sebagaimana yang disampaikan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi.
Sebelum perjanjian ini dibuat, tentunya vaksin Pfizer telah mendapat ijin edar emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan telah melalui proses quality control dari BioFarma.
Berikut beberapa hal yang perlu Anda tahu tentang vaksin Pfizer:
Baca Juga: Efikasi Vaksin Pfizer Mencapai 100%, Apa Artinya? Apakah Kebal Covid-19?
1. Efektivitas mencapai 95,5 persen
Berdasar uji klinis tahap ketiga, efektivitas vakisn Pfizer bagi penerima berusia 16 tahun ke atas mampu mencapai 95,5 persen. Sementara itu, untuk usia 12-15 tahun vaksin Pfizer bahkan mampu mencapai efektivitas hingga 100 persen. Tentu saja hal ini sejalan dengan program vaksin pemerintah untuk anak-anak.
2. Mampu melawan varian baru
Sebagimana hasil kajian yang diterbitkan oleh The New England Journal of Medicine (NEJM), vaksin Pfizer mampu melindungi varian virus corona baru. Mulai dari varian Beta (B.1.351) yang berasal dari Afrika Selatan hingga varian Alpha (B.1.1.7) yang berasall dari Inggris.
Pada varian Alpha, vaksin Pfizer mampu mencapai efektivitas hingga 89,5 persen setelah 14 hari atau lebih pasca vaksin kedua terpenuhi. Sementara efektivitas pada varian Beta berada pada nilai 75 persen.
Baca Juga: Vaksin Pfizer untuk Siapa Saja?
Vaksin Pfizer juga diketahui efektif dalam menekan tingkat keparahan yang ditimbulkan oleh paparan virus varian Alpha dan Beta hingga 97,4 persen.
3. Berbasis mRNA
Vaksin yang telah mendapat izin edar pada tanggal 14 Juli 2021 lalu ini dibuat menggunakan platform messenger RNA (mRNA).
Metode ini berbeda dengan vaksin Sinovac yang dikembangkan dari virus yang dilemahkan atau disebut dengan metode inactivated viruses.
Dengan mRNA, vaksin Pfizer akan bekerja dengan cara melatih tubuh membentuk protein yang mampu memicu respons imun dalam tubuh sehingga mampu menghasilkan antibodi untuk melindungi dari infeksi virus corona.
4. Tidak mempengaruhi DNA
Meski dikembangkan dengan metode genetik, vaksin Pfizer tidak akan beinteraksi dengan susunan DNA pada setiap manusia.
Dengan metode mRNA nantinya diharapkan satu vaksin mampu memberikan perlindungan terhadap beberapa penyakit sekaligus, sehingga dapat mengurangi jumlah suntikan yang diperlukan.
5. Waktu Pemberian
Vaksin yang membutuhkan penyimpanan dalam metode ultra low temperature atau suhu minus 90 sampai 60 derajat celcius ini perlu disuntikkan sebanyak dua kali untuk mencapai efektivitas maksimal.
Rentang waktu dari dosis pertama ke dosis kedua normalnya adalah tiga pekan. Melalui data imunogenitas, respon yang didapatkan dari dua dosis vaksin Pfizer ini baik dan dapat ditoleransi semua kelompok usia
6. Efek samping
Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) vaksin Pfizer cenderung lebih ringan, diantaranya:
- Nyeri pada lokasi penyuntikan
- Nyeri kepala
- Nyeri sendi
- Nyeri otot
- Kelelahan
- Demam
Demikian informasi mengenai vaksin Pfizer yang akan segera digunakan dalam program vaksinasi pemerintah. Tidak ada vaksin yang lebih baik atau lebih buruk, karena vaksin terbaik adalah vaksin yang bisa kita terima secepatnya.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri