17 Tahun Ngajar di Pelosok, Guru Honorer Sujud Syukur Dapat Hadiah Sepeda Motor

Kamis, 22 Juli 2021 | 13:56 WIB
17 Tahun Ngajar di Pelosok, Guru Honorer Sujud Syukur Dapat Hadiah Sepeda Motor
Guru honorer 17 tahun di pedalaman ini dapat hadiah motor (YouTube)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah kisah haru dari seorang guru honorer menyentuh hati publik usai mendapatkan hadiah sepeda motor dari seorang polisi.

Selama 17 tahun Andik Santoso mengabdi di pelosok Jombang, Jawa Timur.  Meski balasan yang ia terima belum setimpal, Andik Santoso tetap gigih dalam mencerdaskan anak bangsa.

Selama mengajar, ia hanya mengandalkan sepeda motor bekas untuk bekerja. Namun, karena letak sekolah tempat ia mengajar berada di tengah hutan, motor yang ia kendarai kerap rusak berkali-kali.

Ia harus menempuh perjalanan sejauh 11 km dengan medan tanah tanpa bebatuan untuk menuju ke sekolahnya. Tak tanggung-tanggung, ia pun harus melewati 3 sungai untuk sampai ke sana.

Baca Juga: Kisah Asep Pemilik Kedai Kopi, Pilih Dipenjara Daripada Bayar Denda PPKM 5 Juta

Namun, rezeki memang tidak ada yang tahu dari mana datangnya. Setelah selama ini selalu tulus berjuang, ia akhirnya mendapatkan hadiah yang tak pernah terbayang sebelumnya.

Aipda Purnomo, sosok polisi baik hati inilah yang merubah kehidupan Andik menjadi lebih baik.

Dalam unggahan kanal YouTube PURNOMO BELAJAR BAIK, sang guru honorer mendapat hadiah sepeda motor trail.

Andik yang mengajar di Sekolah Dasar Negeri Jipurapah 2, Kedung Dendeng, Kecamatan Plandaan, Jombang, Jawa Timur ini mengaku sudah 9 kali mengganti motor demi mengajar murid-muridnya yang berada di pelosok.

Menariknya, sebelum memberi hadiah tersebut, Aipda Purnomo sempat melakukan prank terlebih dahulu.

Baca Juga: Viral Angkot Hilang Dicuri Maling, Sehari Ditemukan dengan Kondisi Tak Terduga

Saat mendatangi rumah, sang polisi menanyai sudah berapa kali Andik mengganti sepeda motornya. Ia pun juga memastikan apakah motor tersebut dilengkapi dengan surat-surat.

"Alhamdulillah meskipun saya orang nggak punya, semua saya tahu aturan. Lengkap semua pak (suratnya)," ujar Andik.

Aipda Purnomo lantas berujar bahwa ada orang lain yang bilang jika Andik membeli sepeda motor tanpa surat.

"Kalau seumpama ada orang yang ngomong bahwasannya Pak Andik beli sepeda motor tanpa surat kayak apa? Bener nggak pernah punya salah? Kalau nanti saya membuktikan ada orang yang pernah menjual sepeda motor bekas tanpa surat ke sampeyan, kayak apa?" tanyanya.

Ia lalu mengajak Andik untuk mendekat ke dalam mobil yang berisi hadiah motor trail tersebut.

"Ini saya lihat dulu, kalau memang sampeyan (anda -red) bener-bener beli sepeda motor dan ternyata sepeda motor itu tidak ada suratnya, risiko sampeyan tanggung. Terus kenapa sampeyan kalau beli sepeda motor kok selalu yang rusak-rusak protolan?" tanyanya kepada Andik.

Jawaban yang diberikan Andik pun membuat terenyuh.

"Ya gimana lagi pak, punyanya duitnya seperti itu. Yang penting kan, meskipun protolan kan suratnya lengkap pak," jawab Andik.

Aipda Purnomo lantas mengajak Andik melihat sepeda motor yang dimaksud.

Andik pun melihat ada sebuah motor trail di sana. Namun, ia semakin terkejut ketika mendengar bahwa motor tersebut dihadiahkan untuknya.

"Sampeyan (anda -red) pernah beli sepeda motor yang kayak gitu nggak? Kalau sampeyan tak kasih ini jadi punyanya sampeyan seneng nggak? Punyanya sampeyan ini. Rezekinya sampeyan," ujar Aipda Purnomo.

Andik yang pada mulanya merasa takut karena tiba-tiba didatangi polisi, seketika meneteskan air mata dan langsung bersujud.

"Ya Allah, matursuwun pak. Alhamdulillah. Terharu saya nggak nyangka seperti ini," ia berujar sambil memeluk sang polisi.

Tak sampai di situ saja, Aipda Purnomo juga memberikan uang tunai sebanyak Rp 3 juta. Wajah senang sekaligus haru pun kian terpancar dari raut Andik.

"Saya tambahi lagi uang 3 juta untuk beli sepatu untuk beli tas, beli perlengkapan selama sampeyan ngajar. Mohon diterima. Ini penghargaan buat seorang guru yang selama 17 tahun dia mengajar di daerah pedalaman di tengah hutan. Meskipun dengan gaji Rp 300 ribu, namun mengalahkan semangatnya. Beliau pak guru Andik namanya, asli dari Lamongan namun mengajar di tengah hutan, di daerah pedalaman Jombang," paparnya.

Sebenarnya, kejadian ini sudah berlangsung beberapa bulan lalu. Namun video itu kembali viral di media sosial TikTok setelah diunggah ulang oleh akun @mr.rudisuyono.

Bahkan video tersebut sudah dilihat hampir 6 juta kali dalam kurun waktu satu hari saja.

Video lengkapnya dapat dilihat di sini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI